Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Upaya Melestarikan Keroncong Tugu di Kalangan Anak Muda

Kompas.com - 30/01/2017, 09:14 WIB
Cahyu Cantika Amiranti

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Keroncong Tugu belum begitu dikenal di kalangan anak muda. Ketua Orkes Poesaka Kerontjong Toegoe Cafrinho, Guidho Quiko, pun melakukan beragam upaya agar musik ini terus bertahan dan semakin dikenal oleh semua generasi.

"Saya ingin musik keroncong Tugu dicintai anak-anak muda seperti dulu. Saya juga ingin menjaga agar musik ini tidak terpengaruh oleh jenis-jenis musik lain," ujar Guidho saat ditemui Kompas.com, pekan lalu.

Upaya pelestarian dimulai Guidho di dalam lingkungan internal Tugu. Dia mengajak para pemuda untuk bergabung menjadi pemain musik keroncong. Sejak kecil mereka dibebaskan oleh Guidho untuk bermain alat musik apapun dan kapanpun di rumahnya.

Ketika sudah mulai besar, anak-anak tersebut akan diajarkan teknik bermain yang benar. Mereka juga diberi kesempatan untuk tampil di pertunjukan yang sesuai dengan kelompok usianya.

"Sekarang 90 persen pemuda Tugu bergabung menjadi pemain musik. Mereka kompeten dan setia menjaga musik keroncong Tugu agar tidak terpengaruh oleh jenis musik baru lain," ucap Guidho.

Selain itu, dia juga mengadakan program pembinaan secara gratis bagi anak SD untuk belajar alat musik keroncong Tugu. Pembinaan dilakukan di rumah Guidho dengan mendatangkan pengajar dari luar.

"Harapannya, tiga sampai lima tahun lagi saya sudah dapat bibit-bibit baru yang unggul," kata Guidho.

Sementara itu, untuk memperkenalkan musik keroncong Tugu ke masyarakat luas. Cafrinho sering tampil di acara-acara yang diselenggarakan pemerintah atau acara televisi. Mereka juga mengeluarkan album yang bisa dibeli oleh masyarakat luas.

Tak jarang, orang tertarik untuk mempelajari musik keroncong Tugu setelah melihat mereka tampil. Guidho pun membuka kesempatan bagi orang-orang ini untuk ikut latihan bermain alat musik keroncong di dalam grupnya.

"Silakan saja kalau mereka mau bergabung, asalkan mereka mengikuti cara kami bermain. Sebab, kami punya kekhasan sendiri yang harus dipertahankan," ujar Guidho.

Walaupun begitu, Guidho berupaya agar musik keroncong Tugu tak terlalu terpaku pada pakem-pakem tertentu. Mereka selalu berusaha bermusik secara dinamis dengan tujuan semua generasi bisa menikmatinya, tak hanya orang tua saja.

Upayanya mulai menunjukkan hasil positif. Menurut Guidho, sekarang komunitas keroncong Tugu sudah semakin luas. (Baca: Menengok Keroncong Tugu yang Berawal sebagai Musik Pelepas Lelah)

Anak-anak muda di berbagai daerah Indonesia bergerilya untuk melestarikan musik keroncong Tugu. Misalnya dengan membentuk orkestra mini.

"Mereka memainkan lagu-lagu yang populer di kalangan anak muda tetapi tetap memasukkan unsur musik keroncong Tugu yang khas," ucap Guidho.

Cahyu Cantika Amiranti Orkes Poesaka Kerontjong Toegoe saat ditemui sedang latihan band.
Selain itu, ketika tampil Cafrinho juga senantiasa memberikan performa yang dinamis. Biasanya dia mengatur hanya sebagian kecil pemain musiknya yang duduk saat tampil di atas panggung, sedangkan pemain lainnya berdiri agar tak terasa kaku.

Mereka juga kerap mengajak penonton terlibat dalam pertunjukan. Penonton diberi kesempatan untuk request lagu. Bahkan, terkadang ada penonton yang diajak ke atas panggung untuk ikut bernyanti.

Dengan begitu, penonton menjadi semangat dan diharapkan semakin menyukai keroncong Tugu.

Selain itu, Guidho juga selalu mengingatkan warga Tugu yang punya potensi bermusik untuk ikut menjaga kelestarian musik keroncong Tugu. Terlebih lagi bila mengingat keroncong Tugu telah dinobatkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia pada 2016.

Kompas TV Minat Intan Soekotjo Pada Musik Keroncong Sejak Dini
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com