JAKARTA, KOMPAS.com - Polres Metro Jakarta Selatan bersama Komisi Pemilihan Umum Daerah Jakarta Selatan menggelar simulasi pengamanan Tempat Pemungutan Suara (TPS). Kegiatan simulasi tersebut diselenggarakan di Lapangan Ahmad Yani, Jakarta Selatan, Rabu (8/2/2017).
Pantauan Kompas.com di lokasi, simulasi tersebut dimulai sejak pukul 09.00 WIB. Simulasi ini diikuti oleh petugas kepolisian dan Kelompok Penyelenggara Pemilihan Suara (KPPS).
Turut hadir di acara ini Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Iwan Kurniawan, Ketua KPU DKI Jakarta Selatan Muhammad Ikbal, perwakilan Wali Kota Jakarta Selatan dan anggota Bawaslu Jakarta Selatan.
"Kegiatan ini adalah kegiatan simulasi pemungutan dan penghitungan suara. Kita lakukan ini untuk mengukur sejauh mana KKPS kita, karena KKPS kita sudah kita bimtek," ujar Ketua KPUD Jakarta Selatan Muhammad Ikbal di lokasi.
Ikbal mengatakan, ada sebanyak 20.811 anggota KPS untuk mengawasi TPS yang ada di Jakarta Selatan. Tiap TPS-nya akan ada tujuh orang anggota KPPS.
"TPS kita ada 2.973 TPS, di samping itu, kita juga punya petugas ketertiban TPS, satu TPS dua orang maka totalnya jika di 2.973 TPS, berarti 5.946 orang," ucap dia.
Dalam simulasi ini, TPS yang digunakan sesuai dengan aturan KPU, yaitu 8x10 meter.
Pada cara itu akan diperagakan beberapa hal yang terkait dengan bagi tugas KPPS. Peragaan-peragaan itu misalnya ketika pemilih membawa formulir C6, bagaimana jika pemilih tidak membawa formulir C6, bagaimana perlakuan terhadap pemilih yang membawa formulir A5 atau pindah lokasi memilih dan lain-lain.
Selain itu, dalam simulasi ini juga akan diperagakan bagaimana memperlakukan pemilih disabilitas.
"Pemilih disabilitas itu tentu ukuran TPS-nya tidak boleh kurang dari 90 sentimeter. Untuk mempermudah pemilihan disabilitas terutama yang menggunakan kursi roda masuk ke dalam TPS," ujarnya.
"Tinggi kotak TPS tidak boleh lebih sari 35 sentimeter. Agar saudara-saudara kita yang punya tinggi badan tidak ideal bisa memasukan surat suara ke dalam kotak suara," ucapnya.
Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Iwan Kurniawan yang berada di lokasi menambahkan, simulasi ini penting dilakukan agar para personelnya mengetahui cara bertindak jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Sehingga personelnya dapat mengambil cara bertindak yang tepat saat terjadinya kericuhan.
"Jangan sampai mereka salah atau ragu untuk melakukan tindakan. Simulasi ini penting, agar mereka tahu cara bertindak, dan bagaimana berkoordinasinya dan bagaimana langkah-langkah yang mereka harus lakukan," ujar Iwan.