Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Lansia di Panti Sosial Ini Harus Menempuh Jarak 200 Meter ke TPS

Kompas.com - 14/02/2017, 14:21 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Para warga lanjut usia penghuni Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia II, Cengkareng, Jakarta Barat, akan menggunakan hak pilih mereka di tempat pemungutan suara (TPS) terdekat.

Biasanya, pada pemilihan umum tahun-tahun sebelumnya, petugas dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) mendatangi panti sehingga para warga lansia dapat langsung memilih di tempat.

"Biasanya (petugas KPU) ke sana, sekarang mereka yang datang kemari," kata Ketua RT 006/07 Sa'ari, kepada Kompas.com, di kawasan Cengkareng, Jakarta Barat, Selasa (14/2/2017).

(Baca juga: KPU DKI Tak Bisa Paksakan TPS di Area Panti Jompo)

Dari 695 warga RT 006, ada sekitar 40 warga lansia dari Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia II yang akan mencoblos di TPS 037.

Tempat pemungutan suara tersebut terletak di pinggir Kali Rawa Bengkel. Berdasarkan pantauan Kompas.com, jarak antara panti sosial dan TPS cukup jauh jika dijangkau warga lansia.

Warga harus melewati jalan raya terlebih dahulu, kemudian menyusuri gang. Jarak dari panti sosial ke TPS lebih kurang 200 meter.

"Petugas panti akan mengantar (warga lansia). Kemarin sudah disosialisasikan (oleh KPU DKI)," kata Sa'ari.

Saat Kompas.com mencoba mendatangi Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia II, pengelola tengah mengikuti rapat.

Kompas.com hanya berhasil menemui petugas satpam setempat bernama Saiful. Sama halnya dengan Sa'ari, Saiful mengatakan, kini penghuni panti yang harus datang ke TPS.

"Sekarang (warga lansia) diantar petugas (KPU), dan kemarin sudah ada penyuluhan dari petugas KPU. Kalau pemilu yang kemarin-kemarin, (petugas) KPU-nya yang masuk ke dalam (panti)," kata Saiful.

Ketua KPU DKI Jakarta Sumarno menyebut, pengelola panti jompo di beberapa tempat di Jakarta Barat dan Jakarta Selatan menolak penempatan TPS di dalam area panti.

Hal itulah yang membuat KPU memutuskan untuk menempatkan para penghuni panti di TPS-TPS yang ada di sekitarnya.

Sumarno menyampaikan hal ini dalam menjawab kritik dari tim pemenangan calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI Jakarta nomor pemilihan tiga, Anies Baswedan-Sandiaga Uno.

(Baca juga: KPU Sebut Pengelola Tolak Penempatan TPS di Area Panti Jompo)

Tim pemenangan Anies-Sandi menilai adanya kejanggalan dalam penempatan lokasi TPS bagi penghuni sejumlah panti jompo di Jakarta Selatan dan Jakarta Barat.

"Semula kan di dalam panti, cuma pengelola tidak mau, jadi dipindah ke sekitar panti. Informasi yang saya terima begitu. Silakan dicek lagi kebenarannya," kata Sumarno kepada Kompas.com di Kantor KPU DKI, Salemba, Jakarta Pusat, Senin (13/2/2017) sore.

Sumarno mengatakan, alasan pengelola panti menolak penempatan TPS di dalam area panti adalah menghindari anggapan berpihak.

"Panti kan milik pemda. Mereka ada kekhawatiran kalau yang menang incumbent, dianggap mereka mengarahkan penghuni panti atau mungkin sebaliknya, tetapi itu mungkin ya, saya juga enggak tahu pasti. Tentu pimpinan panti yang tahu," ujar Sumarno.

Kompas TV Ada hal-hal yang sepertinya sepele, tetapi wajib kamu perhatikan, saat melakukan pencoblosan di pilkada 15 Februari 2017. KPU melarang warga melakukan swafoto di bilik suara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bocah 6 Tahun Tewas Terjatuh dari Lantai 8 Rusunawa di Cakung

Bocah 6 Tahun Tewas Terjatuh dari Lantai 8 Rusunawa di Cakung

Megapolitan
Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana Masih Terbaring di RS UI, Kondisi Sempat Turun Drastis

Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana Masih Terbaring di RS UI, Kondisi Sempat Turun Drastis

Megapolitan
Ban Pecah, Mobil Muatan Sembako Kecelakaan di Tol Cijago

Ban Pecah, Mobil Muatan Sembako Kecelakaan di Tol Cijago

Megapolitan
6 Pemuda Ditangkap Saat Hendak Tawuran di Bogor, Polisi Sita Golok dan Celurit

6 Pemuda Ditangkap Saat Hendak Tawuran di Bogor, Polisi Sita Golok dan Celurit

Megapolitan
Dishub Jakpus Dalami Kasus 2 Bus Wisata Diketok Tarif Parkir Rp 300.000 di Istiqlal

Dishub Jakpus Dalami Kasus 2 Bus Wisata Diketok Tarif Parkir Rp 300.000 di Istiqlal

Megapolitan
Dishub Klaim Langsung Lerai dan Usir Jukir Liar yang Palak Rombongan Bus Wisata di Masjid Istiqlal

Dishub Klaim Langsung Lerai dan Usir Jukir Liar yang Palak Rombongan Bus Wisata di Masjid Istiqlal

Megapolitan
Pemuda yang Sekap dan Aniaya Kekasihnya di Pondok Aren Positif Sabu

Pemuda yang Sekap dan Aniaya Kekasihnya di Pondok Aren Positif Sabu

Megapolitan
Dishub Jaksel Jaring 112 Jukir Liar yang Mangkal di Minimarket

Dishub Jaksel Jaring 112 Jukir Liar yang Mangkal di Minimarket

Megapolitan
Petinggi Demokrat Unggah Foto 'Jansen untuk Jakarta', Jansen: Saya Realistis

Petinggi Demokrat Unggah Foto "Jansen untuk Jakarta", Jansen: Saya Realistis

Megapolitan
Evakuasi Mobil di Depok yang Jeblos ke Septic Tank Butuh Waktu Empat Jam

Evakuasi Mobil di Depok yang Jeblos ke Septic Tank Butuh Waktu Empat Jam

Megapolitan
Gerebek Rumah Ketua Panitia Konser Lentera Festival Tangerang, Polisi Tak Temukan Seorang Pun

Gerebek Rumah Ketua Panitia Konser Lentera Festival Tangerang, Polisi Tak Temukan Seorang Pun

Megapolitan
Tunjuk Atang Trisnanto, PKS Bisa Usung Cawalkot Bogor Sendiri Tanpa Koalisi

Tunjuk Atang Trisnanto, PKS Bisa Usung Cawalkot Bogor Sendiri Tanpa Koalisi

Megapolitan
Heru Budi Minta Wali Kota Koordinasi dengan Polres Terkait Penanganan Judi Online

Heru Budi Minta Wali Kota Koordinasi dengan Polres Terkait Penanganan Judi Online

Megapolitan
Mobil Warga Depok Jeblos ke 'Septic Tank' saat Mesin Dipanaskan

Mobil Warga Depok Jeblos ke "Septic Tank" saat Mesin Dipanaskan

Megapolitan
Senyum Bahagia Anak Cilincing, Bermain Sambil Belajar Lewat Program 'Runcing'

Senyum Bahagia Anak Cilincing, Bermain Sambil Belajar Lewat Program "Runcing"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com