Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terminal Pulogebang Dinilai Lebih Baik Diubah Jadi Pusat Grosir

Kompas.com - 23/02/2017, 20:26 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Institut Studi Transportasi (Instran) Darmaningtyas menyarankan agar Terminal Terpadu Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur, dialihfungsikan sebagai pusat grosir.

Menurut Tyas, Terminal Pulogebang sangat layak untuk menggantikan fungsi pusat grosir Tanah Abang, Jakarta Pusat. Terminal tersebut memiliki area yang sangat luas.

Selain itu, menurut Tyas, pemindahan pusat grosir dari Tanah Abang ke Pulogebang dapat mengurangi kemacetan di pusat kota.

"Apalagi akses tolnya sudah bagus. Orang-orang yang datang belanja grosir dari daerah bisa langsung. Luasnya cukup. Cukup bagus untuk memindahkan Tanah Abang," kata Tyas saat menghadiri acara diskusi bertema "Kesiapan dan Transmisi Terminal Pulo Gebang" di Hotel Borobudur, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (23/2/2017).

(Baca juga: Kadishub Marah Saat Tahu Hanya Ada 31 Loket di Terminal Pulogebang)

Terminal Pulogebang adalah terminal bus antar kota antar provinsi (AKAP) yang diresmikan penggunannya pada tahun 2012.

Namun, setelah beberapa tahun berlalu, terminal tak kunjung dapat difungsikan secara efektif. Sebab, banyak PO bus yang enggan beroperasi di terminal tersebut.

Menurut penilaian Tyas, Terminal Pulogebang tidak layak difungsikan sebagai terminal bus AKAP. Sebab, aksesnya dinilai sangat jauh dari pusat kota.

Oleh karena itu, Tyas menilai perlu dilakukan kajian ulang terhadap fungsi Terminal Pulogebang.

"Kalau rekomendasinya tidak layak, pejabat yang sekarang tidak perlu malu. Kan yang menjabat sekarang tidak ikut merancang, yang sekarang hanya menerima getahnya," ujar Tyas.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi menyatakan setuju dengan pendapat Tyas.

(Baca juga: Ahok Ingin Ada Bioskop di Terminal Pulogebang, Perwakilan Otobus Minta Panti Pijat)

Ia menilai, sudah seharusnya fasilitas public service didekatkan ke masyarakat. Sebaliknya, untuk mengurangi kemacetan, ia menilai sangat tepat apabila tempat-tempat komersial dipindah ke pinggir kota.

"Sangat tidak masuk akal jika public service dijauhkan, sementara tempat-tempat komersial didekatkan. Ada salah paradigma. Jadi menutut saya Terminal Pulogebang memang salah konsep," ujar Tulus.

Kompas TV Menhub Tegur Dishub DKI Soal Terminal Pulogebang
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Megapolitan
Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Megapolitan
Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Megapolitan
Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Megapolitan
Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi 'Pilot Project' Kawasan Tanpa Kabel Udara

Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi "Pilot Project" Kawasan Tanpa Kabel Udara

Megapolitan
Keluarga Korban Begal Bermodus 'Debt Collector' Minta Hasil Otopsi Segera Keluar

Keluarga Korban Begal Bermodus "Debt Collector" Minta Hasil Otopsi Segera Keluar

Megapolitan
Masih di Bawah Umur, Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bogor Tak Ditahan

Masih di Bawah Umur, Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bogor Tak Ditahan

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Tipu Keluarga Istri Kedua Supaya Bisa Menikah

Polisi Gadungan di Jaktim Tipu Keluarga Istri Kedua Supaya Bisa Menikah

Megapolitan
Ini Berkas yang Harus Disiapkan untuk Ajukan Uji Kelayakan Kendaraan 'Study Tour'

Ini Berkas yang Harus Disiapkan untuk Ajukan Uji Kelayakan Kendaraan "Study Tour"

Megapolitan
Siswa SMP Lompat dari Gedung Sekolah, Polisi: Frustasi, Ingin Bunuh Diri

Siswa SMP Lompat dari Gedung Sekolah, Polisi: Frustasi, Ingin Bunuh Diri

Megapolitan
5 Tahun Diberi Harapan Palsu, Sopir Angkot di Jakut Minta Segera Diajak Gabung ke Jaklingko

5 Tahun Diberi Harapan Palsu, Sopir Angkot di Jakut Minta Segera Diajak Gabung ke Jaklingko

Megapolitan
Seorang Perempuan Luka-luka Usai Disekap Dua Pria di Apartemen Kemayoran

Seorang Perempuan Luka-luka Usai Disekap Dua Pria di Apartemen Kemayoran

Megapolitan
Korban Begal Bermodus 'Debt Collector' di Jaktim Ternyata Tulang Punggung Keluarga

Korban Begal Bermodus "Debt Collector" di Jaktim Ternyata Tulang Punggung Keluarga

Megapolitan
Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Ditangkap

Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Ditangkap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com