Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pandangan Sandiaga terhadap Kelompok Intoleran yang Mendukungnya

Kompas.com - 07/04/2017, 11:15 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dukungan politik yang berbasis terhadap kesamaan agama tidak dipungkiri terjadi pada perhelatan pemilihan kepala daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017.

Pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur nomor pemilihan tiga Anies Baswedan dan Sandiaga Uno menjadi pasangan calon yang tercatat cukup banyak mendapat dukungan dari kelompok yang mendukung karena faktor agama ini.

Beberapa diantaranya bahkan adalah kelompok-kelompok yang selama ini kerap dicap intoleran. Ditemui pada Kamis (6/4/2017), Sandi sempat ditanyakan pandangannya terhadap kelompok-kelompok itu.

Menurut Sandi, ia dan Anies berkomitmen untuk menyatukan seluruh warga Jakarta yang saat ini berseberangan. Dan untuk mencapai hal itu, ia menilai seluruh kelompok warga masyarakat harus dirangkul, tak terkecuali kelompok-kelompok intoleran.

"Kita akan berdiri di tengah. Walaupun dukungan kita dari yang paling kanan atau yang paling kiri, kita akan tetap mewakili seluruh lapisan masyarakat," kata Sandi.

Sandi menyadari adanya dukungan dari kelompok-kelompok intoleran bisa menjadi serangan terhadap pihaknya. Seperti adanya isu bahwa Anies-Sandi akan menerapkan hukum syariat di Jakarta.

Hal itu ditandai dengan beredarnya foto yang didalamnya menyebut adanya kontrak politik bahwa Anies-Sandi berjanji akan menerapkan hukum syariat di Jakarta.

Tidak cukup sampai di situ, beberapa waktu belakangan beredar pula spanduk-spanduk bergambar Anies-Sandi yang memuat tulisan "Jakarta Bersyariah". Namun, Sandi menyatakan bahwa adanya spanduk maupun foto kontrak politik mengatasnamakan pihaknya itu adalah hoax.

Baca: Sandiaga: Pemilik Akun @CangHaris Bukan Anggota Kami

Sandi pun menegaskan bahwa dirinya dan Anies berkomitmen untuk berdiri di atas seluruh golongan dan lapisan masyarakat.

"(Foto kontrak politik) itu tanda tangannnya mirip aja enggak. Kalau orang mau malsuin dimirip-miripin lah. Ini enggak ada usaha untuk mirip-miripin tanda tangan. Jadi itu hasil buah kerja orang-orang yang ingin memecah belah kita," ujar Sandi.

Kompas TV Sandiaga Sampaikan Program untuk Penyandang Autisme
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com