Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Baper" untuk Ahok-Djarot lewat Karangan Bunga Dinilai Menyehatkan

Kompas.com - 28/04/2017, 09:44 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pagi itu, Rabu (26/4/2017), suasana Balai Kota DKI tak seperti biasanya. Karangan bunga berukuran rata-rata sekitar 2x1,5 meter tak henti-hentinya diantar para tukang bunga dengan mobil pick up.

Karangan bunga kemudian diletakkan di sepanjang trotoar jalan setelah serah terima dengan staf di Balai Kota. Sejak Selasa lalu karangan bunga memang sudah memenuhi halaman Balai Kota sehingga tak lagi mampu menampung yang baru datang pada Rabu.

Saking banyaknya, karangan bunga terpaksa diletakkan di lapangan eks IRTI Monas. Hingga Kamis kemarin, masih ada saja karangan bunga yang berdatangan dan totalnya tercatat 2.700 karangan bunga.

Karangan bunga warna-warni untuk Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan wakilnya Djarot Saiful Hidayat menyusul kekalahan mereka, berdasarkan hasil hitung cepat maupun real count KPU DKI, pada Pilkada DKI 2017.

Meski belum ada penetapan resmi oleh KPU DKI, Ahok-Djarot sudah dipastikan kalah dari pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno karena perbandingan perolehan suara cukup jauh menurut hasil hitung cepat dan real count itu.

Hasil perolehan suara itu nampaknya membuat banyak pendukung Ahok-Djarot baper (bawa perasaan). Setelah Ahok-Djarot kembali aktif di Balai Kota, banyak warga datang hanya untuk bersalaman dan berfoto-foto.

KOMPAS.com/JESSI CARINA Karangan bunga untuk Ahok dan Djarot di Balai Kota DKI, Rabu (26/4/2017).
Ahok-Djarot bagai kekasih yang akan pergi dari hari-hari warga Jakarta. Karangan bunga pun tak lagi bertuliskan kata-kata resmi seperti biasanya, melainkan kalimat "baper".

"Di balik move on yang lambat, ada mantan yang hebat. Terima kasih Pak Ahok-Pak Djarot," bunyi pesan pada karangan bunga dari Badja FKG UI 2008.

Ahok-Djarot diibaratkan sebagai mantan terindah sehingga membuat beberapa warga sulit berpaling ke lain hati. Karangan bunga juga jauh dari kata "selamat", tetapi lebih banyak kata "terima kasih" atau "semangat".

"Terima kasih Pak Ahok-Djarot atas peluh keringat yang tercurah buat Jakarta. Dari kami yang patah hati ditinggal saat lagi sayang-sayangnya," demikian pesan pada karangan bunga yang lainnya.

Beberapa warga yang tak ikut mengirim bunga pun mengaku jadi ikut baper gara-gara melihat reaksi warga yang di luar dugaan atas kekalahan Ahok-Djarot.

Erika, salah seorang warga yang sengaja berjalan melintasi kawasan Balai Kota mengaku merinding ketika melihat banyaknya karangan bunga.

"Merinding lihatnya. Padahal gue bukan pendukung Ahok banget juga sih," kata Erika.

Penjual bunga kewalahan

Penjual bunga otomatis kebanjiran pesanan untuk dikirim ke Balai Kota. Salah satu penjual bunga di Toko Krekot, Jalan Sukarjo Wiryopranoto, Jakarta Barat, Boby, mengaku ada 30 karangan bunga yang dipesan untuk Ahok-Djarot.

Halaman:


Terkini Lainnya

Tak Sadar Jarinya Digigit Sampai Putus, Satpam Gereja: Ada yang Bilang 'Itu Jarinya Buntung'

Tak Sadar Jarinya Digigit Sampai Putus, Satpam Gereja: Ada yang Bilang 'Itu Jarinya Buntung'

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Jadi Tersangka, Dijerat Pasal Pembunuhan dan Curas

Pembunuh Wanita Dalam Koper Jadi Tersangka, Dijerat Pasal Pembunuhan dan Curas

Megapolitan
Korban Duga Pelaku yang Gigit Jarinya hingga Putus di Bawah Pengaruh Alkohol

Korban Duga Pelaku yang Gigit Jarinya hingga Putus di Bawah Pengaruh Alkohol

Megapolitan
Geng Motor Nekat Masuk 'Kandang Tentara' di Halim, Kena Gebuk Provost Lalu Diringkus Polisi

Geng Motor Nekat Masuk 'Kandang Tentara' di Halim, Kena Gebuk Provost Lalu Diringkus Polisi

Megapolitan
Banyak Kondom Bekas Berserak, Satpol PP Jaga RTH Tubagus Angke

Banyak Kondom Bekas Berserak, Satpol PP Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Megapolitan
PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

Megapolitan
Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Megapolitan
Pengemis yang Videonya Viral karena Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Pengemis yang Videonya Viral karena Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Megapolitan
Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Megapolitan
Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Megapolitan
Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Megapolitan
17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

Megapolitan
Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com