Menurut Boby, karangan bunga itu tak hanya dipesan oleh warga Jakarta. Ada juga warga di luar kota yang memesan melalui telepon.
Ia mengaku kewalahan karena ada beberapa pelanggan yang memesan secara mendadak. Toko Krekot pun terpaksa menolak beberapa pesanan saking banyaknya.
"Pesennya jam 09.00 pagi, minta dianter ke Balai Kota jam 10.00 pagi. Bikin bunga kan tidak seperti main sulap," kata dia.
Toko bunga Padma yang terletak di Jalan MPR III Dalam, Jakarta Selatan, juga merupakan salah satu toko yang mengirimkan karangan bunga ke Balai Kota. Pemilik toko, Linda, mengungkapkan, banyak pemesan bunga secara perorangan. Hingga Rabu kemarin, pesanan untuk ke Balai Kota mencapai lebih dari 50 karangan bunga.
Lain lagi dengan cerita pemilik toko bunga Florist Lotus, Melvin. Ia mengaku kaget dengan banyaknya pesanan karangan bunga ke Balai Kota. Bahkan menurut Melvin, tetangga sekitar, teman dekat, hingga kliennya juga ikut memesan karangan bunga untuk Ahok-Djarot.
Kata-kata atau kalimat yang dipesan dalam karangan bunga kerap membuat Melvin tertawa sendiri.
Disangka rekayasa
Lingkungan Balai Kota yang tiba-tiba berubah menjadi "Taman Bunga" itu tidak pernah terjadi sebelumnya. Terkait fenomena itu, belakangan beredar screenshot pesan WhatsApp yang menduga banjirnya karangan bunga itu adalah rekayasa pihak Ahok-Djarot.
Pesan itu berisi seolah-olah Ahok yang memesan ribuan karangan bunga ke Balai Kota. Mendengar tuduhan itu, Ahok spontan langsung geram.
"Kamu coba tanya saja sama mereka (warga) sendiri," kata Ahok kepada wartawan di Pendopo Balai Kota, Rabu malam.
Ahok tak habis pikir mengapa ada orang yang sengaja membuat screenshot chat Whatsapp palsu, lalu menyebut fenomena karangan bunga adalah "setting-an"
"Orang yang bikin itu ya, maunya apa dari gue gitu lho? Lu tanya maunya dia apa yang bikin itu," kata Ahok.
Djarot pun merasa kesal dengan adanya tuduhan rekayasa itu. Menurut Djarot, kesedihan hingga tangisan warga Jakarta tak bisa direkayasa. Djarot menyayangkan ada pihak yang berpikiran seperti itu.
"Tunjukan kepada saya, bagaimana caranya men-setting sekian banyak orang yang bersedih dan menangis? Bagaimana caranya? Jangan begitu lah, kita harus rasional juga," ujar Djarot.
Sementara itu, menurut psikolog politik, Hamdi Muluk, banyaknya karangan bunga yang dikirim untuk Ahok-Djarot adalah cara warga mengekspresikan perasaannya. Ia tak melihat adanya rekayasa dalam banyaknya karangan bunga yang dikirim ke Balai Kota.