Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demi Nilai Sejarah Balok Kayu Kali Besar

Kompas.com - 08/05/2017, 20:50 WIB

Gara-gara balok-balok kayu di dasar kali, proyek revitalisasi Kali Besar di Kota Tua, Jakarta Barat, tersendat. Namun, itu demi kebaikan karena balok tersebut bisa jadi cuilan penting dari keseluruhan sejarah Kali Besar di Batavia beratus tahun lalu.

Menurut rencana, Kali Besar direvitalisasi menjadi destinasi wisata baru di kawasan Kota Tua. Seluruh dasar Kali Besar bakal dibeton, jalan serta area parkir dan pedagang kaki lima ditata, plus taman di sisi-sisinya. Cita-citanya, Kali Besar mendekati kemasyhuran Sungai Cheonggyecheon di Korea Selatan dan Clarke Quay di Singapura.

Namun, Februari lalu, para pekerja yang sedang mengeruk untuk memperdalam Kali Besar mendapati ratusan balok kayu besar tertancap di dasar kali. Mengingat Kali Besar merupakan bagian dari Kota Tua yang sarat peninggalan cagar budaya, pelaksana proyek, PT Sampoerna Land, berkonsultasi dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Tim ahli cagar budaya DKI Jakarta pun mengonfirmasi bahwa kayu-kayu itu diduga benda cagar budaya. Mereka menyebutnya cerucuk.

"Itu kemungkinan perkuatan dari sebuah pintu air, yang dibuat pada abad ke-18," kata anggota tim ahli cagar budaya DKI, Candrian Attahiyat, Selasa (25/4).

Direktur Eksekutif Pusat Dokumentasi Arsitektur (PDA) Indonesia Febriyanti Suryaningsih menambahkan, penelusuran PDA melalui laman asal Belanda, Atlas of Mutual Heritage, menemukan gambar dari zaman Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) pada abad ke-18. Gambar itu memperlihatkan konstruksi sistem hidrologi di Kali Besar. Cerucuk tadi kemungkinan bagian dari sistem.

Secara fisik, cerucuk-cerucuk itu tampak tidak bernilai. Namun, dengan kemungkinan adanya nilai sejarah yang sangat penting bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan riset, kondisi ruas Kali Besar beserta cerucuknya layak dilestarikan.

Jalan tengah

Kepala Unit Pengelola Kawasan Kota Tua Norviadi S Husodo mengatakan, proyek revitalisasi Kali Besar tidak mungkin dihentikan. Sementara nilai penting cerucuk bagi ilmu pengetahuan juga tak boleh dikorbankan. Sebagai jalan tengah, ruas kali sepanjang 25-50 meter yang berisi cerucuk itu tidak dibeton seperti rencana awal.

"Agar bisa dikaji lebih dalam dan juga untuk efisiensi anggaran," ujar Norviadi.

Contohnya, jika nanti akan ada penelitian terkait cerucuk, sedangkan seluruh dasar Kali Besar sudah dibeton, beton mesti dibongkar. Karena itu, bagian Kali Besar yang memiliki cerucuk hanya diberi batu-batu kerikil.

Proyek sempat terhenti sekitar setengah bulan karena tim ahli mesti mengkaji nilai sejarah dari cerucuk-cerucuk yang ada. Namun, Norviadi yakin, revitalisasi Kali Besar dapat selesai sesuai target, yaitu akhir tahun ini. Menurut rencana, Kali Besar sudah berwajah jauh lebih cantik ketika Asian Games 2018 di Jakarta sehingga dapat menjadi salah satu destinasi untuk dikunjungi delegasi atlet sejumlah negara.

Norviadi menambahkan, cerucuk yang dipertahankan di Kali Besar juga bakal dijadikan obyek edukasi bagi masyarakat. Papan informasi akan dipasang di dekat ruas bercerucuk tadi guna menyampaikan pengetahuan soal cerucuk yang dihasilkan dari kajian para ahli.

PT Sampoerna Land melaksanakan proyek revitalisasi Kali Besar dengan anggaran sekitar Rp 260 miliar. Itu sebagai kompensasi karena perusahaan tersebut membangun apartemen di Jakarta Pusat dengan koefisien lantai bangunan (KLB) melebihi batas yang ditentukan.

Beragam bentuk

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com