Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Buku "Kesultanan Majapahit" Baru Viral Sekarang?

Kompas.com - 09/07/2017, 07:19 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis


DEPOK, KOMPAS.com -
Buku "Kesultanan Majapahit: Fakta Sejarah yang Tersembunyi" yang ditulis Herman Sinung Janutama, sudah beredar sejak 2010. Namun, keberadaan buku tersebut baru viral saat ini.

Berbeda dari yang selama ini diketahui masyarakat umum, dalam bukunya, Herman menulis Majapahit bukan sebagai kerajaan Hindu, melainkan kerajaan Islam. Menurut Herman, di dalam bukunya juga terjadi kekeliruan percetakan di mana Gajah Mada tercetak menjadi Gaj Ahmada.

Ditemui saat menjadi pembicara dalam sebuah diskusi di Depok, Sabtu (8/7/2017).

Herman mengungkapkan, bukunya menjadi viral setelah kembali dicetak oleh sebuah penerbit di Jakarta belum lama ini.

"Penerbit Naura Book yang ada di Lenteng Agung sini minta supaya dapat tersosialisasikan dengan baik, bagaimana agar diterbitkan ulang oleh mereka. Saya sih monggo saja. Yang penting tidak untuk kepentingan yang neko-neko silakan saja," ujar Herman.

(baca: Gaj Ahmada Viral dan Diolok-olok, Apa Kata Penulis Buku?)

Menurut Herman, buku "Kesultanan Majapahit: Fakta Sejarah yang Tersembunyi" pertama kali dicetak pada 2010 bersamaan dengan penyelenggaraan Muktamar Muhammadiyah. Saat itu, buku diterbitkan oleh Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) Pengurus Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Yogyakarta.

"Setelah dikaji dua tahun di LKHP Yogyakarta, kemudian sampai saatnya Muktamar 2010 saya diminta panitia agar catatan-catatan saya tentang Majapahit dijadikan buku untuk meramaikan muktamar," ujar Herman.

Meski sudah dicetak, Herman menuturkan saat itu buku tidak dijual bebas, tapi hanya untuk peserta Muktamar Muhammadiyah. Jumlah yang dicetak pun hanya 1.000 eksemplar.

Setelah muktamar usai, Herman menyebut buku tidak pernah lagi dicetak. Sampai akhirnya pada 2017, Naura Book menawarkan diri untuk menerbitkan buku tersebut.

"Saya sebelumnya dengan Naura Book silakan saja, monggo silakan," ucap Herman.

(baca: Penjelasan Muhammadiyah Kota Yogyakarta soal Gaj Ahmada yang Viral)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Saat Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Jarinya hingga Putus oleh Juru Parkir Liar…

Saat Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Jarinya hingga Putus oleh Juru Parkir Liar…

Megapolitan
Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com