Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Membantu Anak "Keluar" dari Dunia Cari Uang di Jalanan...

Kompas.com - 22/07/2017, 15:15 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kehidupan anak-anak di kota-kota besar, khususnya Ibu Kota, tak selamanya beruntung dan mampu mengenyam dunia pendidikan. Kondisi ekonomi seringkali menuntut anak-anak dari keluarga kelas menengah ke bawah untuk bekerja dan terpaksa tidak sekolah.

Khairul (16), misalnya. Ia terakhir kali sekolah saat kelas II SD. Sejak saat itu, dia turun ke jalan untuk mencari uang sebagai pengamen jalanan.

"Udah enggak sekolah, terus ngamen," ujar Khairul di Bumi Perkemahan Ragunan, Jakarta Selatan, Sabtu (22/7/2017).

Kehidupan Khairul sebagai pengamen jalanan bisa dikatakan "keras". Ia seringkali terlibat adu mulut dengan orang lain.

Baca: Semangat Belajar Anak Jalanan di Rumah Baca Panter Depok

Khairul bercerita, pernah suatu waktu ia mengamen di Monas. Ia menyanyikan dua lagu hingga selesai di depan pengunjung Monas. Namun, pengunjung Monas itu tak menggubris kehadirannya.

Khairul pun membentak pengunjung tersebut dan dia balik dimarahi. Di waktu yang lain, ia juga pernah sampai berkelahi.

"Pernah ditonjok, kadang yang dingamenin songong," kata dia.

Meski tak sekolah, Khairul rajin mengikuti bimbingan belajar (bimbel) yang diadakan Yayasan Komunitas Sahabat Anak. Di sana ia tak hanya diajari belajar membaca dan menulis. Ia juga dibimbing agar tidak terlibat pertikaian.

"Diajarin di bimbel enggak boleh berantem-berantem lagi, sakit ditonjok," ucap warga Pejambon, Jakarta Pusat, itu.

Baca: Mensos Optimistis Indonesia Bebas Anak Jalanan Terealisasi Tahun Ini

Kini Khairul terlepas dari kehidupan jalanan. Ia bekerja sebagai pelayan restoran di salah satu mal di Jakarta Pusat sejak Juni 2017.

Meski terlepas dari kehidupan jalanan, Khairul belum mau kembali belajar di sekolah. Ia memilih bekerja dengan penghasilan Rp 1,6 juta per bulan untuk membantu orangtuanya yang tak bekerja karena kondisi kesehatan.

"Baru tanggal 4 (Juni) kemarin, pas puasa (bekerja). Lebih enak kerja-lah daripada ngamen," kata dia.

Meski tak sekolah, Khairul masih rajin mengikuti bimbel saat libur bekerja.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com