Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Pokoknya Apa yang Terlihat Kotor Kami Bersihkan"

Kompas.com - 25/07/2017, 14:55 WIB
David Oliver Purba

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Sejumlah pekerja harian lepas (PHL) dari UPK Badan Air Jakarta Pusat, tampak membersihkan aliran Kali Sentiong di Johar Baru, Selasa (25/7/2017).

Menjelang pukul 12.00, terlihat dua pekerja menyisir aliran sungai tersebut menggunakan perahu. Ada juga petugas yang bekerja di aliran lainnya untuk mengangkut sampah yang menumpuk.

Pantauan Kompas.com di lokasi, terlihat banyak sampah plastik, kayu, dan lainnya yang nyangkut di sebuah bambu. Bambu tersebut sengaja diletakkan petugas untuk menghentikan sampah agar tidak ikut mengalir.

Diki, seorang petugas UPK Badan Air yang bertugas membersihkan aliran kali itu mengatakan, aliran Kali Sentiong merupakan salah satu aliran sungai di Jakarta yang sulit dibersihkan dari sampah karena arus yang lemah.

"Bahkan waktu kami sudah bersihkan sejak pagi selalu saja ada sampahnya," ujar Diki, saat ditemui di lokasi tersebut.

Dia mengatakan, ada delapan petugas yang bekerja membersihkan sampah di Kali Sentiong, mulai pukul 08.00 hingga pukul 12.00.

Adapun waktu istirahat satu jam. Kemudian petugas kembali melanjutkan pekerjaan mulai pukul 13.00 hingga pukul 15.30.

"Kami kalau bekerja ya bekerja. Isitirahat pasti ada, tapi langsung kerja lagi. Tidak pernah istirahat kalau bukan jamnya," ujar Diki.

Diki mengatakan, meski tidak diawasi, setiap petugas tetap bekerja sesuai dengan tanggung jawabnya. Menurut dia, jika petugas bekerja semaunya maka akan terlihat dari kondisi kali yang kotor dipenuhi sampah.

Dia mengucapkan hal itu untuk merespons pihak yang menilai PHL bekerja malas-malasan.

Untuk Kali Sentiong, kata Diki, kesulitan membersihkannya juga terjadi karena minimnya kesadaran masyarakat menjaga kebersihan kali.

"Pernah ada yang ketahuan (membuang sampah ke kali), tapi ya bagaimana, kami pikir dia orang sini jadi ya diam saja. Mau enggak mau kami bersihkan saja sampahnya. Pokoknya apa yang terlihat kotor kami bersihkan," ujar Diki.

(baca: Ketua DPRD DKI: Sekarang Kok PPSU Agak Males-malesan... )

Adapun kinerja para PHL, salah satunya petugas penanganan prasarana dan sarana umum (PPSU) disorot Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi. Prasetio menilai kinerja petugas PPSU saat ini menurun.

Dia pun menyampaikan hal tersebut kepada jajaran Pemprov DKI Jakarta dalam rapat pimpinan (rapim) pada Senin (24/7/2017).

Prasetio menuturkan, dia berkeliling di beberapa wilayah Jakarta dan tidak menemukan petugas PPSU yang bekerja sehinga banyak wilayah semakin kotor.

"Itu banyak sekali yang enggak ada (petugas) PPSU, ada malah dia nongkrong di mobil operasional, pick up Isuzu, itu malah enggak kerja," kata Presetio

Kompas TV Andai Jakarta Tanpa Pasukan Oranye
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com