JAKARTA, KOMPAS.com - Warga pemilik bangunan-bangunan liar di eks lahan Taman Bersih Manusiawi Wibawa (BMW) hanya bisa pasrah ketika sejumlah alat berat meratakan rumah atau tempat usahanya.
Tidak ada perlawanan sedikitpun yang diberikan oleh warga di sana ketika tim gabungan dari Pemerintah Kota Jakarta Utara, TNI, Polri, dan Satpol PP melakukan penertiban eks lahan Taman BMW. Rifai (45) contohnya, pria asal Jember, Jawa Timur tersebut hanya bisa menahan emosinya ketika rumah semi permanennya dihancurkan oleh alat berat.
"Ya gimana ya saya mau marah, mau ngamuk kan nggak bisa karena rakyat kecil, nggak bisa apa-apa. Ya harus menerima juga," katanya lirih kepada Kompas.com, Selasa (1/8/2017).
Rifai yang tinggal di Taman BMW sejak 2007 bersama dengan istri dan dua anaknya tersebut merasa diperlakukan semena-mena. Pasalnya, penertiban yang dilaksanakan oleh sebanyak 1.509 anggota gabungan tersebut dianggap Rifai terlalu mendadak sehingga dirinya tidak punya waktu untuk mengosongkan tempat tinggalnya dan mencari yang baru.
"Walaupun katanya sudah dibilangin semalam, tapi kan saya di sini orang perantauan, enggak punya siapa-siapa, jadi untuk memindahkan barang secepat mungkin ya enggak bisa," imbuh dia.
Baca: Penertiban Taman BMW Berlangsung Lancar Tanpa Perlawanan Warga
Namun, jika nantinya dia tidak bisa mendapatkan tempat tinggal di Jakarta lagi, maka dia bertekad akan kembali ke kampung halamannya.
"Ya kalau dapat lagi tinggal di Jakarta dan kalau enggak ya pulang kampung, namanya orang perantauan kan begitu. Insya Allah cari di sini buat masa depan kan masih panjang," tandasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.