Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diminta Kosongkan Rumah, Warga Kompleks Akabri Gugat TNI dan BPN

Kompas.com - 20/08/2017, 18:01 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Warga kompleks Perumahan Akabri di Menteng Atas, Setiabudi, Jakarta Selatan, menggugat Kementerian Pertahanan, Akademi TNI, dan Kantor Badan Pertanahan Wilayah Jakarta Selatan atas upaya pengosongan rumah mereka.

Salah seorang warga berinisial S mengatakan dua bulan lalu, sejumlah warga dikirimi surat peringatan (SP) agar mengosongkan rumah mereka.

"TNI akan melakukan pengosongan terhadap rumah-rumah di sini dimulai dengan SP1 sampai ada yang sudah SP3," kata S ketika ditemui di rumahnya, Minggu (20/8/2017).

Saat ini, ada 11 warga yang mendapatkan surat peringatan. Ada 58 keluarga yang tinggal di kompleks di pinggir Jalan Saharjo ini. Mereka semua adalah putra-putri dari mantan perwira TNI.

S menuturkan sejak pertama dihuni pada akhir 1960-an, kepemilikan tanah dan bangunan di komplek ini tak pernah jelas.

TNI membangun rumah-rumah dua lantai, yang tiap rumahnya dihuni dua keluarga perwira. Mereka dibekali Surat Izin Perumahan (SIP) yang diperbarui setiap beberapa tahun sekali sebagai izin legal menempati rumah itu.

Baca: Warga Kompleks Hankam Cidodol Kaget Saat Diminta Mengosongkan Rumah

Namun sejak satu dekade terakhir, SIP tidak pernah diperbarui. Warga pun membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang biasanya tak jadi kewajiban penghuni rumah dinas negara.

Fasilitas umum yang ada di komplek diklaim warga dibangun sendiri dari hasil swadaya mereka. TNI disebut nyaris tak pernah mengurus kompleks ini. Warga pun kaget ketika mereka menerima surat peringatan dari pihak TNI.

TNI menyebut bahwa komplek ini adalah aset Akademi TNI dengan sertifikat nomor 09020208403117.

Di kantor pertanahan, komplek ini tercatat dikuasai oleh Kementerian Pertahanan sesuai dengan Sertifikat Hak Pakai Nomor 03117/Menteng Atas yang diterbitkan Kantor BPN Jakarta Selatan tanggal 2 Agustus 2016.

"Kemudian beberapa bulan lalu, dipasang plang di depan komplek bertuliskan 'Rumah Dinas Akademi TNI Menteng Pulo," ujar S.

Baca: 196 Personel TNI Polri Kosongkan Rumah Purn Kolonel Gurning di Menteng

Hasil penelusuran warga ke warga sekitar yang sudah lebih dulu bermukim di kawasan Atas, serta ke purnawirawan TNI menunjukkan pihak TNI tak punya dasar mengklaim kompleks ini sebagai aset mereka.

Atas sejumlah kejanggalan tersebut, warga pun yakin menggugat. Sidang pertama dengan nomor perkara 471/Pdt.G/PN JKT.SEL akan digelar pertama kali pada Selasa (22/8/2017).

"Kami warga tahu lho kriteria perumahan dinas, dan sekarang semua riwayat historis serta bukti-bukti sudah dipegang lawyer kami untuk nanti disidangkan," ujar S.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com