Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dishub DKI Rencanakan Pembayaran "Park and Ride" Tanpa Uang Tunai

Kompas.com - 21/08/2017, 17:28 WIB
Sherly Puspita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta merencanakan pola pembayaran baru untuk pengguna park and ride di Jakarta. Hal ini dilakukan untuk menghindari penyalahgunaan area park and ride sebagai tempat penitipan kendaraan pribadi semata.

"Kalau transjakarta sekarang sudah cashless (tidak pakai uang tunai) pembayarannya, kami dorong juga ke depannya park and ride pakai cashless payment," ujar Wakil Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Sigit Wijatmoko saat dibubungi Kompas.com, Senin (21/8/2017).

Ia mengatakan, dengan sistem cashless payment, pihaknya akan dapat mengontrol siapa saja yang menggunakan park and ride sebagaimana mestinya.

"Nah nanti akan ditemukan profil pengguna dan kami bisa mengevaluasi apakah yang bersangkutan betul-betul sebagai pengguna transportasi umum atau tidak," kata dia.

Berdasarkan hasil evaluasi tersebut, Dishub akan dapat membuat kebijakan mengenai tarif parkir yang akan dikenakan untuk pengguna transportasi umum dan yang hanya sekedar menitipkan kendaraannya saja.

"Sehingga ke depan, itu bukan sekedar orang menitipkan kendaraan di park and ride. Jadi setelah dia memarkirkan kendaraannya di park and ride, dia wajib untuk menggunakan moda lanjutan. Kalau hanya titip, tarif akan lebih mahal," kata dia.

Park and ride merupakan kantong-kantong parkir yang dibangun untuk kendaraan para commuter atau penglaju yang melanjutkan perjalannanya dengan angkutan umum. Di Jakarta, sejumlah kantor parkir seperti itu telah dibangun terminal-terminal yang berlokasi di pinggiran kota.

Park and ride sejatinya adalah kantong-kantong parkir bagi para commuter atau penglaju memarkir kendaraannya lalu meneruskan perjalanan dengan angkutan umum. Di Jakarta kantong-kantong parkir semacam itu sudah mulai dibangun di sejumlah terminal yang berlokasi di pinggiran kota.

Dengan tarif parkir yang murah diharapkan para pengguna kendaraan pribadi tertarik untuk memarkir kendaraanya lalu memanfaatkan angkutan umum sehingga jalanan tidak penuh dengan kendaraan-kendaraan pribadi.

Baca juga: Park and Ride Malah Dijadikan Tempat Penitipan Mobil Warga

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com