Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lebih dari 1.000 Kantong P3K Dibagikan di CFD Jakarta

Kompas.com - 10/09/2017, 11:04 WIB
Anggita Muslimah Maulidya Prahara Senja

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Memperingati Hari Pertolongan Pertama Sedunia 2017, anak-anak sekolah dasar membagikan lebih dari 1.000 kantong pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) di Car Free Day (CFD) Jakarta.

Anak-anak sekolah dasar berkeliling saat CFD, mulai dari Jalan Imam Bonjol kemudian ke Jalan MH Thamrin. Mereka membagikan kantong P3K tersebut pada warga yang sedang berolahraga. Tujuannya, agar warga mengetahui soal pentingnya pertolongan pertama.

"Kampanye ini kerja sama antara PMI dengan Hansaplast bertepatan dengan Hari Pertolongan Pertama Sedunia yang jatuh setiap 9 September," ujar Kepala Biro Humas Markas Pusat PMI, Aulia Arriani di Car Free Day Jakarta, Minggu (10/9/2017).

"Kami berharap masyarakat sadar pentingnya mempersiapkan peralatan P3K, baik untuk pertolongan sendiri maupun orang lain," kata dia.

(Baca juga: Pentingnya Sedia Kotak P3K di Mana Pun)

Selain itu, staf Divisi Pengembangan Sumber Daya Markas Pusat PMI, Ayu Andini mengatakan, pertolongan pertama juga dilakukan untuk meminimalisasi dampak kecelakaan.

"Masyarakat harus tahu tindakan pertama yang dilakukan jika terjadi kecelakaan. Memang luka tidak bisa langsung disembuhkan, tapi meminimalisasi dampaknya, dan kematian bisa dicegah," kata Ayu.

Ayu menjelaskan, di CFD sendiri seringkali terjadi seperti halnya luka ringan, lecet karena menggunakan sepatu kurang nyaman. Selain itu juga dehidrasi dan beberapa kejadian karena tertabrak sepeda.

Jika warga yang datang ke CFD secara tiba-tiba terjadi kecelakaan, namun tidak membawa peralatan P3K, Ayu menyarankan untuk segera membersihkan luka.

Misalnya, kata Ayu, warga bisa membasuh atau membersihkan menggunakan air. Air yang digunakan pula harus steril, jadi lebih baik membersihkan menggunakan air mineral.

Kemudian, jika tidak membawa plester untuk menutupi luka, maka warga bisa menutup luka menggunakan tisu yang bersih atau tisu basah yang mengandung anti bakteri.

Sementara itu, jika ada warga yang dehidrasi, Ayu menyarankan agar tidak langsung meminum air. Menurut dia, sebaiknya warga beristirahat sejenak, setelah itu baru konsumsi air minum.

Kompas TV Warga mengecam perilaku main hakim sendiri yang tewaskan MA. Pada aksi ini, warga juga galang donasi untuk MA
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com