JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Unit Pengelola Rusunawa Pulogebang Ageng Darmintono menjelaskan kejadian pembubaran ibadah kebaktian yang terjadi di rusun tersebut.
Kata Ageng, itu merupakan tindakan spontan yang dilakukan oleh salah seorang warga rusun, Nasoem Sulaiman alias Joker. Ageng mengatakan Joker adalah seorang warga yang bekerja sebagai tukang bangunan.
"Kebetulan ada rehab di rusun, dia mendaftarkan diri ke pelaksana pekerjaan untuk jadi tukang. Kebetulan memang yang dibawa adalah alat gergaji, linggis, palu, sama kampak ya. Itu untuk membongkar lantai atas ya," kata Ageng ketika dihubungi, Minggu (24/9/2017).
Ketika itu, Sabtu (23/9/2017), sedang berlangsung ibadah kebaktian di lantai 3 Blok F rusun tersebut. Ageng mengatakan jemaah kebaktian saat itu adalah anak-anak.
Baca: Bubarkan Ibadah Kebaktian, Warga Rusun Pulogebang Menyesal dan Minta Maaf
Joker yang baru pulang kerja merasa terganggu dengan kegiatan itu. Dia pun secara spontan membubarkan. Saat membubarkan, Joker sedang membawa-bawa alat kerjanya itu.
"Saudara Joker ini secara spontan membubarkan acara tersebut karena dinilai mengganggu," kata Ageng.
Ageng mengatakan Joker seharusnya tidak boleh bersikap seperti itu. Seharusnya dia memberi kesempatan kepada warga yang ingin beribadah.
Terkait masalah itu, pihak terkait seperti polisi, Kepala Dinas Perumahan DKI Jakarta Agustino Darmawan, dan tokoh masyarakat setempat pun sudah menasihati Joker agar tidak mengulangi lagi.
Kata Ageng, Joker juga menyesal dan meminta maaf atas kejadian tersebut. Joker juga telah membuat surat permintaan maaf.
"Tadi sudah menyatakan menyesal, meminta maaf dan tidak akan mengulangi lagi," kata Ageng.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.