Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PDAM Tangerang Sebut Palyja Tak Maksimalkan Pasokan Air untuk Jakarta

Kompas.com - 25/09/2017, 19:03 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis


TANGERANG, KOMPAS.com -
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Kerta Raharja Tangerang mempertanyakan mengapa Palyja tidak memaksimalkan suplai air baku dari Tangerang untuk pelanggannya di Jakarta.

Palyja melalui PAM Jaya bekerja sama dengan PDAM Tirta Kerta Raharja Tangerang untuk pembelian air curah selama puluhan tahun terakhir.

"Dari IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) Serpong, sebenarnya buat Jakarta itu ada 2.800 liter per detik. Tapi, Palyja cuma ambil 2.600 liter per detik, 200 sisanya tidak, saya enggak tahu kenapa," kata Direktur Teknik PDAM Tirta Kerta Raharja Tangerang, Ida Farida, saat ditemui Kompas.com di kantornya, Senin (25/9/2017).

Ida menjelaskan, dari hasil kerja sama dengan PAM Jaya serta Palyja, suplai air curah diberikan dari dua IPAL, yaitu IPAL Serpong dan IPAL Cikokol.

(baca: Senin-Kamis Pekan Depan Pasokan Air Bersih di Jakarta Barat Terganggu)

Dari IPAL Cikokol, berdasarkan kontrak kerja sama, PDAM Tirta Kerta Raharja Tangerang menyuplai air baku sebanyak 75 liter per detik untuk Jakarta. Belakangan, Palyja mengeluarkan pernyataan bahwa layanan mereka kepada pelanggan akan terganggu karena jaringan pipa PDAM Tirta Kerta Raharja Tangerang mengalami kebocoran.

Ida menjelaskan, kebocoran memang ada tapi tidak signifikan, dan hanya mengurangi pasokan air untuk Jakarta sebanyak lima liter per detik saja.

Sementara, PDAM Tirta Kerta Raharja Tangerang mengaku selalu menyuplai lebih, hingga 85 liter per detik untuk pasokan air Jakarta dari IPAL Cikokol. Sehingga, aneh bagi Ida kenapa kekurangan sedikit itu seakan masalah besar, sedangkan 200 liter per detik air baku dari IPAL Serpong belum dimanfaatkan sesuai kontrak.

"Saya enggak tahu kenapa yang 200 itu enggak dipakai, apakah mereka enggak berani investasi atau apa, saya enggak tahu," ujar Ida.

(baca: PDAM Tangerang Bantah Pasokan Air ke Jakarta Barat Terhenti)

Pada Jumat (22/9/2017), Palyja memberikan pernyataan tertulis bahwa pasokan air ke Jakarta Barat terhenti akibat kebocoran jaringan air PDAM Tirta Kerta Raharja Tangerang. Menurut Palyja, pasokan air bersih di Jakarta Barat akan terganggu hingga Kamis (28/9/2017).

Bahkan, Palyja menyertakan kawasan yang terdampak terhentinya aliran air bersih, seperti di Rawa Buaya, Cengkareng Timur, Cengkareng Barat, Tegal Alur, Kamal, Pegadungan, Kalideres, Semanan, Cengkareng Barat, Duri Kosambi, dan sekitarnya. Sedangkan kawasan yang mereka sebut suplai air bersih berkurang adalah di Kedoya Utara, Kedaung Angke, Kapuk, dan sekitarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com