Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua DPRD Depok Minta Wali Kota Temui Penolak Sistem Satu Arah

Kompas.com - 26/09/2017, 21:40 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

DEPOK, KOMPAS.com - Ketua DPRD Kota Depok Hendrik Tangke Allo meminta Wali Kota Idris Abdul Somad untuk bisa menemui warga penolak sistem satu arah (SSA) yang akan berunjuk rasa pada Rabu (27/9/2017) besok.

Sebab dalam beberapa kali unjuk rasa yang sudah dilakukan, tak pernah sama sekali Idris menemui para pengunjuk rasa.

Menurut Hendrik, Idris harus menemui para pengunjuk rasa jika memang ingin program uji coba SSA terus dilanjutkan.

Saat itulah, ia menilai Idris harus memberi penjelasan sejelas-jelasnya kepada masyarakat yang selama ini menolak SSA.

"Tapi itu kembali lagi ke Pak Wali. Kami tidak tahu kesibukan Pak Wali seperti apa. Mudah-mudahan (dalam unjuk rasa besok) Pak Wali bisa menerima," kata Hendrik saat dihubungi, Selasa (26/9/2017).

 

Baca: Sistem Satu Arah di Depok Digugat ke Pengadilan

Menurut Hendrik, saat ini banyak informasi simpang siur mengenai SSA yang membuat bingung masyarakat. Karena itulah, ia menilai sudah saatnya Idris menemui warga untuk menyampaikan informasi sebenarnya yang lebih akurat.

"Kalau memang harus dilanjutkan ya sampaikan bahwa uji coba SSA dilanjutkan. Kalau harus ditinjau ulang ya sampaikan ditinjau ulang. Yang penting masyarakat tahu kondisi yang sebenarnya," ujar Hendrik.

SSA di Depok kini masih dalam tahap uji coba. Penerapannya dilakukan di Jalan Arif Rahman Hakim, Nusantara, dan Dewi Sartika.

 

Baca: Sistem Satu Arah di Depok Dinilai Bisa Berhasil Jika Konsisten Diawasi

Jika memang nantinya dilanjutkan, Hendrik berharap Pemkot Depok dapat menaruh perhatian pada efek negatif yang ditimbulkan dari SSA. Seperti adanya pedagang yang mengalami penurunan omzet dagangan.

Menurut Hendrik, Pemkot Depok tidak bisa menutup mata atas fenomena kerugian yang dialami pedagang selama penerapan SSA.

"Ada atau tidaknya SSA harus dilihat imbasnya kepada masyarakat di luar lokasi seperti apa, kan juga tidak berpengaruh. Yang paling berpengaruh adalah pedagang yang menggantungkan hidupnya di sana," ujar Hendrik.

Warga penolak SSA yang akan berunjuk rasa pada Rabu besok menamakan diri Forum Warga Penolak SSA. Unjuk rasa sebenarnya akan dilangsungkan pada Selasa hari ini. Namun, akhirnya diputuskan untuk ditunda sehari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com