Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjelasan Bina Marga soal Proyek Jalan di Kalideres Tak Sesuai Kontrak

Kompas.com - 05/10/2017, 19:13 WIB
Sherly Puspita

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Kepala Suku Dinas Bina Marga Jakarta Barat, Riswan Efendi memberikan klarifikasi terkait pengerjaan proyek jalan beton di Jalan Bulak Teko, Kalideres, Jakarta Barat, yang dinilai tidak sesuai kontrak awal.

"Tidak semua gambar perencanaan itu dapat diterapkan. Di kawasan itu ada pekerjaan saluran air selebar 60 centimeter, jadi tidak memungkinkan dibangun jalan seperti perencanaan awal," ujar Riswan, saat ditemui di kantornya, Kembangan Selatan, Jakarta Barat, Kamis (5/10/2017).

Dia menjelaskan lebar jalan di kawasan tersebut bervariasi dengan angka rata-rata enam meter. Namun karena adanya proyek saluran air tersebut, lebar jalan berkurang sekitar 10 hingga 30 centimeter.

"Ini ada yang lebar awalnya 9,9 meter menjadi 8,5 meter, lalu ada yang lebarnya 6 meter jadi 5,32 meter dan seterusnya," ujar Riswan, sambil menunjukkan peta volume jalan.

(baca: Lebar Kurang 10 CM, Proyek Jalan di Kalideres Tak Sesuai Kontrak)

Riswan melanjutkan, untuk pembayaran kepada kontraktor, pihaknya akan menyesuaikan dengan besaran volume jalan pada tahap final pengerjaan proyek.

"Untuk pembayaran akan disesuaikan dengan hasil provisianal hand over (PHO) atau opname di lapangan," tuturnya.

Sebelumnya, Tim Pengawalan dan Pengaman Pemerintahan dan Pembangunan Daerah (TP4D) bersama Suku Dinas Bina Marga Jakarta Barat mengungkap proyek pembangunan jalan dan bangunan pendukung di Kalideres, Jakarta Barat, tidak sesuai dengan rencana pembangunan yang tercantum dalam kontrak.

"TP4D bersama Suku Dinas Bina Marga Jakarta Barat melakukan pengecekan terhadap pembangunan Jalan Bulak Teko di depan RS Mitra kemarin. Ternyata, di sana ada kekurangan volume dan tidak sesuai dengan kontrak," ujar Ketua TP4D Jakarta Barat, Teguh Ananto, Kamis.

Ia mengatakan, saat dilakukan pengukuran, lebar proyek jalan yang dikerjakan oleh PT BMJ (Budi Mulya Jaya) tersebut tidak sesuai dengan kesepakatan awal.

"Di beberapa titik pada lebar jalan terjadi kekurangan antara 10 sampai 20 centimeter," lanjut Teguh.

Karena adanya ketaksesuaian tersebut, pemerintah daerah tidak akan membayar penuh proyek dengan total 12,9 miliar itu. Padahal, seharusnya proyek tersebut harus selesai sebelum tanggal 11 November 2017.

Kompas TV Penutupan jalan Daan Mogot kilometer 23 dilakukan sejak Minggu dini hari.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com