Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kilas Balik Saat Ahok Merayu Djarot Jadi Wakil Gubernur...

Kompas.com - 12/10/2017, 06:22 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama pernah menjadi 'single fighter' selama beberapa bulan setelah ditinggal Joko Widodo yang menjadi Presiden. Pria yang akrab disapa Ahok itu tidak didampingi oleh wakil gubernur selama beberapa saat.

Sampai akhirnya Ahok memilih mantan Wali Kota Blitar bernama Djarot Saiful Hidayat untuk menjadi wakilnya. Djarot ingat cerita bagaimana dulu Ahok membujuknya agar bersedia menjadi wakil gubernur.

"Dulu itu maaf ya, ketika saya menjadi wali kota terus membayangkan mengelola Jakarta itu pasti ruwet setengah mati. Makanya ketika Pak Ahok minta sata dampingi beliau, ah saya enggak ah," ujar Djarot saat wawancara khusus bersama Kompas.com, Senin (4/9/2017).

Djarot sempat menolak karena membayangkan kerumitan menjadi pemimpin di Jakarta. Namun, Ahok memaksanya untuk bertemu terlebih dahulu. Mau atau tidak, itu urusan belakangan.

Baca: Video Jokowi, Ahok, dan Djarot Diputar, Lautan Pasukan Oranye Bertepuk Tangan

Djarot pun berkata kepada Ahok bahwa dia ingin minta izin kepada Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri terlebih dahulu sebelum bertemu.

Kandidat calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta nomor urut 2, Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat menyapa simpatisannya usai Debat Publik Pilkada DKI Jakarta Putaran Kedua yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum Daerah DKI Jakarta di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu (12/4/2017). Pemungutan suara Pilkada DKI Jakarta putaran kedua akan dilaksanakan 19 April 2017 mendatang. KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMOKOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO Kandidat calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta nomor urut 2, Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat menyapa simpatisannya usai Debat Publik Pilkada DKI Jakarta Putaran Kedua yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum Daerah DKI Jakarta di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu (12/4/2017). Pemungutan suara Pilkada DKI Jakarta putaran kedua akan dilaksanakan 19 April 2017 mendatang. KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO
Saat bertemu, kata Djarot, Ahok menjelaskan bahwa memimpin Jakarta bukan pekerjaan yang sulit.

"Ahok bilang begini, 'Mas gampang pimpin Jakarta ini, Mas'. 'Kok bisa begitu?'. 'Nyalinya saja yang harus besar, harus berani'," ujar Djarot mengulangi dialognya dengan Ahok.

Djarot ingat Ahok mengatakan hal yang paling penting adalah punya hati yang lurus, pikiran yang bersih, dan niat yang baik. Satu lagi, otot yang kuat dan nyali yang besar juga harus dimiliki. Djarot merasa memiliki kesamaan prinsip dalam menjadi pemimpin dengan Ahok.

Baca: Djarot: Dari 3 Gubernur, Pak Jokowi Sekarang Pimpin Indonesia, Pak Ahok Alami Cobaan

Menurut dia, kesamaan ini yang membuat dia dan Ahok jarang bertengkar. Setelah mendengar bujuk rayu itu, dia pun bersedia mendampingi Ahok.

"Gampang kan, dia bilang gitu. 'Oh gitu? Oh siap kalau begitu'. Makanya saya sama Pak Ahok ini jarang bertengkar masalah remeh temeh," kata Djarot.

Sekarang setelah mendapat kesempatan menjadi wagub dan gubernur, Djarot percaya kata-kata Ahok yang menyebut memimpin Jakarta tidak sulit. Banyak orang-orang cerdas yang bisa membantunya melaksanakan program. Dia hanya perlu berani membuat kebijakan yang menguntungkan warga miskin.

Sudah sekitar tiga bulan Djarot memimpin Jakarta seorang diri. Ahok yang dulu bersamanya divonis dua tahun penjara atas kasus penodaan agama.

Selama tiga bulan itu, Djarot masih suka mengunjungi Mako Brimob, tempat Ahok ditahan, untuk sekadar melaporkan program-program.

Pekan depan, tuntas sudah masa bakti Djarot di DKI Jakarta. Tuntas juga janjinya untuk menyelesaikan pemerintahan yang dimulai Jokowi dan Ahok ini.

Kompas TV Djarot pun berharap, Anies-Sandi bisa melanjutkan program yang belum sepenuhnya selesai.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com