SEMARANG, KOMPAS.com - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin meminta para santri untuk dapat menguasai teknologi digital di era teknologi informasi seperti sekarang ini.
Dengan cara itu, santri diyakini akan dapat berperan lebih dalam menjaga eksistensi bangsa.
"Sekarang tidak ada pilihan lain, tiap kita santri (harus) menguasai teknologi digital," kata Lukman, di sela peringatan hari santri nasional di Semarang, Sabtu (21/10/2017) malam.
Menteri Lukman mengatakan, tantangan menjaga eksistensi Indonesia ke depan semakin berat. Di era teknologi, semua orang menjadi "umat digital" yang dipenuhi berbagai macam informasi, baik positif atau negatif.
Menurut politisi PPP ini, para santri juga harus mampu menjawab tantangan untuk mempertahankan yang baik, serta melakukan inovasi di masa depan.
"Maka, tantangan nilai Islam yang moderat (washatan), Islam nusantara harus mampu dirawat, dengan memanfaatkan teknologi," ucap Lukman.
(Baca juga: Santri Diminta Lebih Aktif Menangkal Penyebaran Paham Radikal)
Ia pun menilai, ke depannya wajah Islam di Indonesia tergantung dari cara umat menjaganya. Adapun salah satu wajah keislaman Indonesia itu ialah wajah pesantren.
"Wajah pesanten adalah wajah Indonesia dan dunia. Karena pesantren itu miniatur Indonesia, dengan jumlah umat Muslim terbesar yang diwariskan para ulama dijaga di pesantren. Itulah wajah Indonesia," ujar dia.
Lukman menambahkan, sebagai negara dengan mayoritas Muslim terbesar di dunia, Indonesia dapat ambil bagian mengubah wajah keislaman di dunia. Hal demikian dapat terlaksana karena era teknologi telah mengubah batas wilayah administratif. Semua telah menjadi warga dunia.
Oleh karena itu, para santri diminta untuk dapat mengisi ruang digital itu dengan terus menyebarkan konten-konten positif.
"Harus menguasai media sosial. Kalau tidak akan diisi oleh mereka yang bertolak belakang dari warisan ulama," ucap dia.