JAKARTA, KOMPAS.com — Musim hujan yang dialami warga DKI Jakarta beberapa hari ini juga dirasakan warga Kampung Akuarium, Jakarta Utara. Kampung yang mengalami penertiban April tahun 2016 ini masih dihuni sekitar 160 keluarga yang berdiam di bangunan sementara atau rumah bedeng, seperti tenda dan rumah tripleks.
"Di sini (warga) tidak khawatir akan hujan atau air pasang. Selama di sini aman-aman saja, paling kalau lihat hanya genangan air. Warga di sini hanya khawatir angin kencang," ucap Edi (47), warga Kampung Akuarium, yang ditemui Selasa (7/11/2017).
Hal yang sama diungkapkan Kartini (34). Dia merasakan hujan deras bukan masalah. Meski saat ini dirinya tinggal di bangunan sementara yang terbuat dari tripleks, ia akan basah terkena tampias air hujan.
Warga memilih bertahan sejak setahun lalu karena beragam alasan. Tidak sedikit mereka yang tinggal di sini karena mendapat unit di Rusunawa Marunda dan Rawa Bebek.
Baca juga: Warga Mau Anies-Sandi Segera Bangun Rumah Berlapis di Kampung Akuarium
"Biasanya perhitungan ekonomi. Misalnya di sini setiap harinya (habis) Rp 30.000 untuk transportasi, tinggal di rumah susun bisa membengkak. Kebanyakan pekerjaannya masih di sekitar Kampung Akuarium," ucap Edi lagi.
Sebelumnya, Wakil Gubernur Sandiaga Uno menjelaskan rumah berlapis memiliki ketinggian yang lebih rendah dari rumah susun. Jika rumah susun memiliki belasan lantai, rumah berlapis lebih rendah.
Sandi juga menyinggung soal land consolidation agar letak hunian ini lebih dekat dengan kegiatan warga sehari-hari.
Baca juga: Kampung Akuarium Jadi Percontohan Program Rumah Berlapis
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.