Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Air Tanah Asin, Warga Kalideres Cuci Baju di Air Keruh Kali Maja

Kompas.com - 08/11/2017, 17:50 WIB
Sherly Puspita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS. com — Di samping Jalan Jambu Air, Pegadungan, Kalideres, Jakarta Barat, terdapat Kali Maja. Sama halnya dengan kebanyakan sungai di Ibu Kota, air Kali Maja tampak keruh dan berwarna kecoklatan.

Di sepanjang tanggul pembatas Kali Maja terdapat banyak undakan yang biasa digunakan warga untuk mencuci baju dan perkakas rumah tangga. Saat melintas di tepi sungai itu, Rabu (8/11/2017), Kompas.com melihat sejumlah warga tengah mencuci baju di undakan-undakan tersebut.

"Dari dulu kalau nyuci baju ya di sini (sungai). Soalnya kalau nyuci di rumah itu airnya asin, bikin baju putih jadi kuning, kancing logam juga bisa karatan," ujar seorang warga bernama Nurlaela.

Baca juga : Warga Minta kepada Anies agar Kali Maja Diturap

Nurlaela yang membawa beberapa ember besar berisi pakaian tak segan mencelupkan baju-baju miliknya ke dalam air keruh yang kadang-kadang dilintasi sampah-sampah plastik yang hanyut terbawa air.

"Kalau begini kadang-kadang saya bilas lagi di rumah pake air asin. Habis bagaimana lagi, lebih mending pake air kali dibanding air asin di rumah bikin rusak baju," kata dia.

Saat berjalan di sisi lain sungai, Kompas.com melihat area pengumpulan sampah. Letaknya tepat di pinggir Kali Maja. Di lokasi tersebut juga terdapat undakan untuk mencuci sampah-sampah plastik sebelum diolah lebih lanjut.

Tempat penampungan dan pengolahan sampah di tepi Kali Maja, Jalan Jambu Air, Pegadungan, Kalideres, Jakarta Barat, Rabu (8/11/2017).Kompas.com/Sherly Puspita Tempat penampungan dan pengolahan sampah di tepi Kali Maja, Jalan Jambu Air, Pegadungan, Kalideres, Jakarta Barat, Rabu (8/11/2017).
Itu artinya, air yang digunakan Nurlaela untuk mencuci pakaian telah tercemar sampah-sampah tersebut.

"Orang sekampung sini juga kalau nyuci baju di sungai. Hampir semuanyalah," kata seorang warga lain bernama Nursila ketika ditemui di lokasi yang sama.

Menurut Nursila, kondisi semacam ini sudah ia dan warga lain alami sejak berpuluh-puluh tahun.

"Di sini enggak ada air PAM, air sumur asin. Kalau buat masak sama minum, ya harus beli air. Padahal kalau ada air PAM enak," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com