Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPAI Bertemu Whatsapp Bahas Konten GIF Porno

Kompas.com - 13/11/2017, 16:56 WIB
Setyo Adi Nugroho

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Heboh kasus konten pornografi yang terdapat pada layanan GIF Whatsapp terus berlanjut. Kali ini, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengundang perwakilan Whatsapp untuk memberi penjelasan mengenai pengamanan konten mereka untuk anak-anak.

"Pihak Whatsapp yang hadir memberikan klarifikasi mengenai konten yang disediakan vendor mereka. Saat ini, KPAI berusaha untuk dapat berkomunikasi dengan pimpinan Whatsapp karena ini menyangkut keselamatan 85 juta anak Indonesia."

"Kalau dibiarkan akan memiliki potensi terpapar konten porno yang mengganggu tumbuh kembang," ucap Susanto, Ketua Komisioner KPAI dalam press conference di gedung KPAI, Senin (13/11/2017).

Dari pertemuan tersebut, didapatkan beberapa kesepakatan. Pertama pihak Whatsapp juga keluarga besar Facebook (Facebook) dapat memberikan layanan yang aman dan nyaman pada anak Indonesia.

Baca juga : Bagaimana Nasib Penyedia GIF Berbau Pornografi di WhatsApp?

Kedua, bersepakat untuk mencegah konten berbau pornografi di seluruh produk Facebook. Ketiga, memperketat kerja sama dengan pihak ketiga atau vendor.

Whatsapp mengungkapkan, konten pornografi tersebut disediakan oleh vendor mereka yakni Tenor dan Giphy.

Keempat, meminta penghapusan konten porno 100 persen. Sebab, saat ini belum semua konten porno tersebut dihapus dari aplikasi-aplikasi keluarga Facebook.

Baca juga : Giphy dan Tenor Turuti Permintaan Sensor Konten Pornografi di WhatsApp

Kelima, meminta Facebook untuk menghadirkan perwakilan Whatsapp secara resmi di Indonesia, termasuk aplikasi Instagram yang juga dimiliki oleh Facebook.

Harapannya, dengan kehadiran manajemennya di Indonesia, menjadi bukti komitmen Facebook untuk melindungi anak Indonesia.

"Terakhir kita akan memperkuat literasi digital, termasuk pada anak anak. Bagaimana memanfaatkan media sosial untuk arah kepada pendidikan dan menjauhkan dari hal berbau negatif," ucap Margaret Aliyatul Maimunah, Komisioner bidang pornografi dan cyber dikesempatan yang sama.

Pihak Facebook yang hadir untuk diskusi bersama KPAI tidak memberikan tanggapan.

Kompas TV Pemerintah mencabut surat teguran pemblokiran aplikasi pesan online untuk Whatsapp.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Megapolitan
Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Megapolitan
Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Megapolitan
Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Megapolitan
Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi 'Pilot Project' Kawasan Tanpa Kabel Udara

Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi "Pilot Project" Kawasan Tanpa Kabel Udara

Megapolitan
Keluarga Korban Begal Bermodus 'Debt Collector' Minta Hasil Otopsi Segera Keluar

Keluarga Korban Begal Bermodus "Debt Collector" Minta Hasil Otopsi Segera Keluar

Megapolitan
Masih di Bawah Umur, Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bogor Tak Ditahan

Masih di Bawah Umur, Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bogor Tak Ditahan

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Tipu Keluarga Istri Kedua Supaya Bisa Menikah

Polisi Gadungan di Jaktim Tipu Keluarga Istri Kedua Supaya Bisa Menikah

Megapolitan
Ini Berkas yang Harus Disiapkan untuk Ajukan Uji Kelayakan Kendaraan 'Study Tour'

Ini Berkas yang Harus Disiapkan untuk Ajukan Uji Kelayakan Kendaraan "Study Tour"

Megapolitan
Siswa SMP Lompat dari Gedung Sekolah, Polisi: Frustasi, Ingin Bunuh Diri

Siswa SMP Lompat dari Gedung Sekolah, Polisi: Frustasi, Ingin Bunuh Diri

Megapolitan
5 Tahun Diberi Harapan Palsu, Sopir Angkot di Jakut Minta Segera Diajak Gabung ke Jaklingko

5 Tahun Diberi Harapan Palsu, Sopir Angkot di Jakut Minta Segera Diajak Gabung ke Jaklingko

Megapolitan
Seorang Perempuan Luka-luka Usai Disekap Dua Pria di Apartemen Kemayoran

Seorang Perempuan Luka-luka Usai Disekap Dua Pria di Apartemen Kemayoran

Megapolitan
Korban Begal Bermodus 'Debt Collector' di Jaktim Ternyata Tulang Punggung Keluarga

Korban Begal Bermodus "Debt Collector" di Jaktim Ternyata Tulang Punggung Keluarga

Megapolitan
Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Ditangkap

Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Ditangkap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com