Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sandiaga: Saking Terkenalnya, Pak Mahesh sampai Dibicarakan Pak Jokowi

Kompas.com - 14/11/2017, 15:40 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno sempat menyinggung warga bernama Mahesh Lalmalani saat membuka focus group discussion (FGD) pengembangan kawasan transit oriented development (TOD) di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (14/11/2017).

Mahesh adalah warga yang akhirnya merelakan lahannya di Fatmawati, Jakarta Selatan untuk proyek mass rapid transit (MRT). Menurut Sandi, perjuangan Mahesh membuatnya terkenal hingga dibicarakan Presiden Joko Widodo.

"Saking terkenalnya, Pak Mahesh itu sampai dibicarakan Pak Jokowi," ujar Sandi.

Sandi menjelaskan, Mahesh telah berjuang selama bertahun-tahun agar lahan miliknya yang akan dibebaskan dihargai Rp 150 juta per meter. Mahesh dan 6 orang pemilik lahan di Jalan Fatmawati sampai mengajukan gugatan ke pengadilan.

Baca juga : Wali Kota Jaksel: Mahesh Sudah Bongkar Bangunannya Dibantu PT MRT

Namun, Pemprov DKI Jakarta dan PT MRT Jakarta juga berjuang hingga akhirnya menang di tingkat Mahkamah Agung (MA) dan pemilik lahan di sana merelakan lahannya untuk pembangunan Stasiun Haji Nawi.

"Bertahun-tahun fighting dan dia (Mahesh) ngerti sekali mengenai MRT, sampai dia baca bukunya, line by line. Akhirnya kita berhasil yakinkan, ini berkat kerja keras dari teman-teman MRT," kata dia.

Sebagai bentuk terima kasih, Sandi dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengundang Mahesh dan 6 pemilik lahan lainnya untuk makan malam bersama. Sandi menjanjikan perekonomian di sekitar Stasiun Haji Nawi akan meningkat nantinya.

"Kemarin kami undang untuk makan malam sebagai ucapan terima kasih bersama teman-teman yang terdampak di sekitar stasiun," ucap Sandi.

Baca juga : Bertemu Jokowi, Anies-Sandi Bicarakan MRT, LRT, hingga Kampung Kumuh

Tahun lalu, Mahesh bersama 6 orang pemilik lahan di Jalan Fatmawati menggugat Pemprov DKI ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Gugatan mereka terkait pembebasan lahan untuk proyek MRT.

Kasus hukum itu berlanjut hingga tingkat kasasi di MA. Dalam putusannya, MA memenangkan Pemprov DKI Jakarta. Pemprov DKI diwajibkan mengganti rugi sesuai nilai appraisal, yakni sekitar Rp 30-33 juta per meter.

Kompas TV Tidak sepakat ganti rugi, Mahesh Lalmalani menggugat pelaksana proyek MRT senilai RP 1 Miliar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Polisi: Kami Butuh Partisipasi Warga untuk Atasi Tawuran

Polisi: Kami Butuh Partisipasi Warga untuk Atasi Tawuran

Megapolitan
Toko Pakaian di Pecenongan Terbakar, Kepulan Asap Putih Bikin Pemadam Kewalahan

Toko Pakaian di Pecenongan Terbakar, Kepulan Asap Putih Bikin Pemadam Kewalahan

Megapolitan
Harapan Masyarakat untuk RTH Tubagus Angke, Nyaman Tanpa Praktik Prostitusi...

Harapan Masyarakat untuk RTH Tubagus Angke, Nyaman Tanpa Praktik Prostitusi...

Megapolitan
Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Mei 2024

Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Mei 2024

Megapolitan
Nahas, Balita di Matraman Tewas Terperosok ke Selokan Saat Main Hujan-hujanan

Nahas, Balita di Matraman Tewas Terperosok ke Selokan Saat Main Hujan-hujanan

Megapolitan
Proyek Pengembangan Stasiun Tanah Abang Ditargetkan Rampung Akhir 2024

Proyek Pengembangan Stasiun Tanah Abang Ditargetkan Rampung Akhir 2024

Megapolitan
Polisi Bakal Pertemukan Perwakilan Warga Klender dan Cipinang Muara demi Atasi Tawuran di Pasar Deprok

Polisi Bakal Pertemukan Perwakilan Warga Klender dan Cipinang Muara demi Atasi Tawuran di Pasar Deprok

Megapolitan
Ketika Si Kribo Apes Usai 'Diviralkan' Pemilik Warteg karena Bayar Makan Sesukanya...

Ketika Si Kribo Apes Usai "Diviralkan" Pemilik Warteg karena Bayar Makan Sesukanya...

Megapolitan
3 Orang Tewas akibat Kebakaran Kapal di Muara Baru

3 Orang Tewas akibat Kebakaran Kapal di Muara Baru

Megapolitan
PPKUKM Akui Tumpukan Sampah 3 Ton Jadi Faktor Utama Sepinya Lokbin Pasar Minggu

PPKUKM Akui Tumpukan Sampah 3 Ton Jadi Faktor Utama Sepinya Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
3 Kapal Nelayan di Muara Baru Terbakar akibat Mesin Pendingin Ikan Meledak

3 Kapal Nelayan di Muara Baru Terbakar akibat Mesin Pendingin Ikan Meledak

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, Demokrat Ungkap Kriteria yang Cocok Jadi Cagub Jakarta

Jelang Pilkada 2024, Demokrat Ungkap Kriteria yang Cocok Jadi Cagub Jakarta

Megapolitan
Upaya Mencari Titik Terang Kasus Junior Tewas di Tangan Senior STIP

Upaya Mencari Titik Terang Kasus Junior Tewas di Tangan Senior STIP

Megapolitan
Pelaku Pembunuhan Kakak Tiri di Medan Serahkan Diri ke Polresta Bogor

Pelaku Pembunuhan Kakak Tiri di Medan Serahkan Diri ke Polresta Bogor

Megapolitan
Cerita Warga Trauma Naik JakLingko, Tegur Sopir Ugal-ugalan Malah Diteriaki 'Gue Orang Miskin'...

Cerita Warga Trauma Naik JakLingko, Tegur Sopir Ugal-ugalan Malah Diteriaki "Gue Orang Miskin"...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com