Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wanita yang Dituduh Mesum di Cikupa Dapat Tawaran Pekerjaan dari Pengusaha

Kompas.com - 20/11/2017, 17:16 WIB
Ridwan Aji Pitoko

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang pengusaha sekaligus Chief Executive Officer (CEO) Opal Communication Kokok Herdhianto Dirgantoro baru-baru ini meramaikan jagat media sosial lantaran menawarkan pekerjaan bagi korban persekusi di Cikupa, Kabupaten Tangerang beberapa waktu lalu.

Tawaran tersebut diunggah melalui akun Facebooknya pada Kamis (16/11/2017). Dalam unggahannya tersebut, Kokok mengawalinya dengan menyampaikan bahwa wanita yang diarak dan ditelanjangi tersebut merupakan yatim piatu.

Kokok geram dengan perbuatan para pelaku, termasuk mereka yang menyebarkan foto maupun merekam korban.

"Oleh sebab itu saya dan partner saya siap melakukan hal sebagai berikut. Pertama membuka opsi buat korban M untuk bekerja di kantor kami. Partner saya sudah setuju," tulis Kokok.

Kokok kemudian juga siap menyediakan tempat tinggal yang dekat dengan kantornya apabila korban sudah tidak nyaman tinggal di tempatnya sekarang.

Baca juga : LPSK Tawarkan Perlindungan bagi Pasangan yang Diarak di Cikupa

Selain itu, Kokok juga menjamin korban tidak akan mendapat perundungan lagi dan akan mendapatkan perlindungan dari karyawan lainnya.

Dirinya juga mengaku siap menanggung biaya konseling untuk memulihkan korban dari trauma atas peristiwa yang dialami.

Baca juga : Empat Akun YouTube Ditutup karena Unggah Video Sejoli yang Diarak

"Kami juga siap bekerja sama dengan kepolisian, NGO, dan pihak lainnya jika harus dilakukan," imbuh Kokok.

Kendati demikian, Kokok juga tetap meminta saran dari semua pihak terkait tawarannya tersebut. Dalam status yang diunggahnya itu, Kokok meminta agar dia diingatkan atas konsekuensi-konsekuensi apa yang bisa dia tanggung atas penawarannya tersebut.

Kokok juga membantah bahwa niatnya ini hanya agar dipandang sebagai pahlawan semata. Dia mengaku apa yang dilakukannya itu sebagai bentuk bantuan yang lebih baik ketimbang harus terus mengutuk di media sosial.

Baca juga : Trauma Mendalam Remaja yang Diarak dan Ditelanjangi Ketua RT dan Warga

"Ini bukan urusan heroik-heroikan. Tapi rasanya saya capek mengutuk, hasilnya ya cuma postingan medsos doang. Harus ada hal kecil namun riil untuk dilakukan. Mohon bantuan, masukan, dan mungkin akses. Terima kasih," ujar Kokok.

Namun, sampai saat ini Kokok masih belum mendapatkan jawaban dari korban terkait penawarannya tersebut. Korban masih menjalani proses pemulihan dari traumanya.

"Tentang Cikupa belum ada progres. Masih menunggu korban selesai menjalani proses trauma healing. Setelah itu penawaran saya akan diberitahukan ke korban. Diambil atau tidak sangat tergantung korban," tandas Kokok saat dikonfirmasi Kompas.com, Senin (20/11/2017).

Kompas TV Aksi sekelompok warga Cikupa terhadap pasangan muda mudi yang dianggap berbuat mesum sangat tidak manusiawi dan merendahkan martabat manusia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com