Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hasil Investigasi Ombudsman Bulan November, Tanah Abang Makin Semrawut

Kompas.com - 24/11/2017, 15:24 WIB
David Oliver Purba,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com- Salah satu tim investigasi dari Ombudsman RI Indra mengungkapkan hasil monitoring investigatif terkait kesemrawutan yang terjadi di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Indra mengatakan, pihaknya melakukan monitoring selama dua pekan dimulai dari pertengahan bulan November di tujuh tempat yang rawan pedagang kaki lima (PKL). Salah satunya di Pasar Tanah Abang.

Hasilnya, terlihat tingkat kesemrawutan yang makin parah terjadi di Pasar Tanah Abang pada November dibanding hasil monitoring yang dilakukan Ombudsman pada Agustus.

"Tanah Abang pada bulan Agustus kami turun, dan kami lakukan (investigasi) kemarin. (Hasilnya) tingkat keparahannya malah makin meningkat," ujar Indra dalam konferensi pers terkait dugaan maladministrasi yang dilakukan Satpol PP DKI Jakarta, di Kantor Ombudsman, Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan, Jumat (24/11/2017).

Baca juga : Sandi: Tanah Abang Katanya Semrawut, Tadi Bersih...

Pedagang kaki lima (PKL) dan kendaraan bermotor roda dua memenuhi trotoar di Pasar Tanah Abang, seberang Stasiun Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (25/10/2017).Kompas.com/Sherly Puspita Pedagang kaki lima (PKL) dan kendaraan bermotor roda dua memenuhi trotoar di Pasar Tanah Abang, seberang Stasiun Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (25/10/2017).

Indra mengatakan, monitoring bulan Agustus menunjukan, PKL yang berjualan belum sampai melewati garis kuning yang ada di trotoar.

Namun, hasil monitoring bulan November memperlihatkan PKL yang berjualan telah melewati garis kuning bahkan telah melewati trotoar hingga ke bibir jalan.

Padahal, kata Indra tak jarang di sekitar Tanah Abang berjaga sejumlah petugas Satpol PP. Namun tak ada tindakan apapun yang dilakukan melihat kesemrawutan tersebut.

Secara terpisah, Komisioner Ombudsman Adrianus Meliala mengatakan, kuat dugaan pembiaran itu terjadi akibat adanya transaksi "di bawah tangan" yang melibatkan antara oknum Satpol PP dan PKL.

Baca juga : Ombudsman Akan Buktikan Ada Preman di Tanah Abang

Hal itu dibuktikan dari investigasi yang dilakukan Ombudsman yang memperlihatkan adanya transaksi berbentuk uang antara oknum Satpol PP dan PKL dibantu para preman. Hal ini dinilai membuat petugas Satpol PP tak lagi bebas untuk melakukan penegakan aturan.

"Hal itu berimbas pada tidak optimalnya peran Satpol PP sebagai penegak Perda (peraturan daerah). Karena dia sudah terima duit maka dia enggak bisa menegakan Perda," ujar Adrianus.

Kompas TV Salah satu pekerjaan rumah pemerintah provinsi DKI Jakarta adalah pembenahan kawasan Tanah Abang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Pecat Ketua RW di Kalideres, Lurah Sebut karena Suka Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin

Pecat Ketua RW di Kalideres, Lurah Sebut karena Suka Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin

Megapolitan
Sopir JakLingko Ugal-ugalan, Penumpang Bisa Melapor ke 'Call Center' dan Medsos

Sopir JakLingko Ugal-ugalan, Penumpang Bisa Melapor ke "Call Center" dan Medsos

Megapolitan
Penjelasan Polisi Soal Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ Berubah Jadi Pelat Putih

Penjelasan Polisi Soal Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ Berubah Jadi Pelat Putih

Megapolitan
Cerita Warga soal Tanah di Perumahan New Anggrek 2 GDC Depok yang Longsor Tiap Hujan

Cerita Warga soal Tanah di Perumahan New Anggrek 2 GDC Depok yang Longsor Tiap Hujan

Megapolitan
Pemecatan Ketua RW di Kalideres Bukan Soal Penggelapan Dana, Lurah: Dia Melanggar Etika

Pemecatan Ketua RW di Kalideres Bukan Soal Penggelapan Dana, Lurah: Dia Melanggar Etika

Megapolitan
Kecelakaan yang Libatkan Mobil Dinas Polda Jabar di Tol MBZ Diselesaikan secara Kekeluargaan

Kecelakaan yang Libatkan Mobil Dinas Polda Jabar di Tol MBZ Diselesaikan secara Kekeluargaan

Megapolitan
Kronologi 4 Warga Keroyok Mahasiswa yang Beribadah di Kontrakan Tangsel

Kronologi 4 Warga Keroyok Mahasiswa yang Beribadah di Kontrakan Tangsel

Megapolitan
Viral Video Pelecehan Payudara Siswi SMP di Bogor, Pelaku Diduga ODGJ

Viral Video Pelecehan Payudara Siswi SMP di Bogor, Pelaku Diduga ODGJ

Megapolitan
Kronologi Kecelakaan Mobil Yaris di Tol Cijago Depok yang Tewaskan Petugas Kebersihan

Kronologi Kecelakaan Mobil Yaris di Tol Cijago Depok yang Tewaskan Petugas Kebersihan

Megapolitan
Jenazah Taruna STIP Korban Penganiayaan Senior Belum Dibawa ke Rumah, Keluarga Hindari 'Beban Mental'

Jenazah Taruna STIP Korban Penganiayaan Senior Belum Dibawa ke Rumah, Keluarga Hindari "Beban Mental"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com