Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tunggu Kejelasan Sumber Waras, Sandi Janjikan Rumah Singgah untuk Penderita Kanker

Kompas.com - 04/12/2017, 22:09 WIB
Sherly Puspita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno berjanji akan mengusahakan ketersediaan rumah singgah bagi penderita kanker di Ibu Kota. Menurut Sandiaga, langkah ini diambil sembari menunggu kejelasan pembangunan rumah sakit kanker di lahan yang telah dibeli dari Yayasan Kesehatan Sumber Waras (YSKW).

"Kami akan bekerja sama dengan beberapa penyedia. Kemarin sudah ada pembicaraan di Jakarta Marathon dengan Rumah Anyo (rumah anak penderita kanker), di mana kami coba menggalang dana agar bisa menyediakan rumah singgah bagi warga tidak mampu untuk menunggu waktu di-treatment untuk kemoterapinya," ujar Sandiaga di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (4/11/2017).

Menurut Sandiaga, pembangunan rumah singgah perlu segera dilakukan mengingat penderita kanker di Jakarta sudah sangat membutuhkannya. Selain membangun rumah singgah, pihaknya juga akan bekerja sama dengan pihak rumah sakit di Jakarta untuk memastikan pelayanan kesehatan bagi penderita kanker berjalan baik.

Baca juga : Sandi: Kalau Ingin Dapat WTP, Tagih Kerugian Sumber Waras atau Batalkan Transaksinya

Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Senin (4/12/2017).KOMPAS.com/NURSITA SARI Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Senin (4/12/2017).
"Di samping itu, kami ingin pencegahan dini dengan pola promotif dan preventif gaya hidup sehat. Karena ini penyakit kanker juga berkaitan dengan pola makan, pola hidup yang stres mungkin, kurang olahraga dan sebagainya," kata dia.

Sebelumnya Sandiaga mengatakan pembangunan RS Sumber Waras menjadi salah satu yang akan dia cermati. Sebelum pembangunan, Sandiaga ingin ada kejelasan terlebih dahulu terkait status lahannya.

Baca juga : Ingin Temui Yayasan Sumber Waras, Sandi Harap Ada Penyelesaian secara Kekeluargaan

"Saya inginnya apa yang warga inginkan dan kita pastikan dulu status hukumnya clean and clear," ujar Sandiaga, Jumat (20/10/2017).

Pemprov DKI Jakarta membeli lahan milik YKSW senilai Rp 800 miliar pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Perubahan tahun 2014. BPK menyebut Pemprov DKI membeli dengan harga lebih mahal dari seharusnya, sehingga mengakibatkan kerugian negara Rp 191 miliar.

Kompas TV Pelatihan digelar di rumah singgah Nenek Uti di Kota Solo, Jawa Tengah. Beberapa anak penderita kanker tampak antusias untuk belajar membuat kerajinan. Dengan memanfaatkan bahan bekas pakai seperti kain perca, mereka diajari membuat gantungan kunci. Dela menjadi salah satu peserta. Ia menderita kanker tulang, dan harus menjalani sejumlah pengobatan. Sementara dari pegiat kegiatan, rumah singgah ini mendapat dana secara mandiri, yaitu dari penjualan souvenir. Namun karena bahan pembuatannya impor, maka keuntungan yang didapat juga tidak banyak. Anak-anak kanker ini sebagian besar berasal dari keluarga tak mampu sehingga terpaksa ditampung oleh rumah singgah. Sementara, mereka harus terus berjuang memperoleh penghasilan untuk bisa berobat dan bertahan hidup.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Gaji Dipotong untuk Tapera, Pegawai Swasta: Curiga Uangnya Dipakai Lagi oleh Negara

Gaji Dipotong untuk Tapera, Pegawai Swasta: Curiga Uangnya Dipakai Lagi oleh Negara

Megapolitan
Fakta-fakta Penemuan Mayat Dalam Toren Air di Pondok Aren: Korban Sempat Pamit Beli Kopi dan Ponselnya Hilang

Fakta-fakta Penemuan Mayat Dalam Toren Air di Pondok Aren: Korban Sempat Pamit Beli Kopi dan Ponselnya Hilang

Megapolitan
Heru Budi Sebut Bakal Ada Seremonial Khusus Lepas Nama DKI Jadi DKJ

Heru Budi Sebut Bakal Ada Seremonial Khusus Lepas Nama DKI Jadi DKJ

Megapolitan
Keberatan soal Iuran Tapera, Karyawan Keluhkan Gaji Pas-pasan Dipotong Lagi

Keberatan soal Iuran Tapera, Karyawan Keluhkan Gaji Pas-pasan Dipotong Lagi

Megapolitan
Duka Darmiyati, Anak Pamit Beli Kopi lalu Ditemukan Tewas Dalam Toren Tetangga 2 Hari Setelahnya

Duka Darmiyati, Anak Pamit Beli Kopi lalu Ditemukan Tewas Dalam Toren Tetangga 2 Hari Setelahnya

Megapolitan
Pengedar Narkoba di Koja Pindah-pindah Kontrakan untuk Menghilangkan Jejak dari Polisi

Pengedar Narkoba di Koja Pindah-pindah Kontrakan untuk Menghilangkan Jejak dari Polisi

Megapolitan
DPC Gerindra Tunggu Instruksi DPD soal Calon Wali Kota Pilkada Bogor 2024

DPC Gerindra Tunggu Instruksi DPD soal Calon Wali Kota Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Perempuan Tewas Terlindas Truk Trailer di Clincing, Sopir Truk Kabur

Perempuan Tewas Terlindas Truk Trailer di Clincing, Sopir Truk Kabur

Megapolitan
Keluarga di Pondok Aren Gunakan Air buat Sikat Gigi dan Wudu dari Toren yang Berisi Mayat

Keluarga di Pondok Aren Gunakan Air buat Sikat Gigi dan Wudu dari Toren yang Berisi Mayat

Megapolitan
Heru Budi: Tinggal Menghitung Bulan, Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota Negara

Heru Budi: Tinggal Menghitung Bulan, Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota Negara

Megapolitan
Saat Bintang Empat Prabowo Pemberian Jokowi Digugat, Dinilai Langgar UU dan Sarat Konflik Kepentingan

Saat Bintang Empat Prabowo Pemberian Jokowi Digugat, Dinilai Langgar UU dan Sarat Konflik Kepentingan

Megapolitan
Tabrakan Beruntun di Jalan Yos Sudarso, Pengendara Mobil dan Motor Luka-luka

Tabrakan Beruntun di Jalan Yos Sudarso, Pengendara Mobil dan Motor Luka-luka

Megapolitan
Dalam 5 Bulan, 20 Warga Kota Bekasi Meninggal karena DBD

Dalam 5 Bulan, 20 Warga Kota Bekasi Meninggal karena DBD

Megapolitan
Petugas Tertibkan Stiker Kampanye Bakal Calon Wali Kota Bogor yang Tertempel di Angkot

Petugas Tertibkan Stiker Kampanye Bakal Calon Wali Kota Bogor yang Tertempel di Angkot

Megapolitan
APK Kandidat Cawalkot Bogor Dicopot karena Belum Masa Kampanye, Termasuk Milik Petahana

APK Kandidat Cawalkot Bogor Dicopot karena Belum Masa Kampanye, Termasuk Milik Petahana

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com