Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PKL Lokbin Cengkeh: Kami Tak Butuh Ucapan Sabar dari Pak Sandiaga

Kompas.com - 27/12/2017, 15:51 WIB
Iwan Supriyatna

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Para pedagang kaki lima (PKL) di Lokasi Binaan (Lokbin) Cengkeh berharap perhatian lebih dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Mereka berharap Pemprov DKI Jakarta, terutama Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno, mengetahui permasalahan-permasalahan di Lokbin Cengkeh yang membuat para pedagangnya tidak betah berjualan.

Menurut seorang pedagang, Joni, saat berkunjung ke Lokbin Cengkeh, Sandiaga hanya datang sebentar tanpa melakukan dialog dengan pedagang.

"Kalau enggak salah Jumat minggu kemarin Pak Sandi datang, tetapi sama sekali enggak ada dialog, cuma ucapan sabar saja dibanyakin," kata Joni ditemui di Lokbin Cengkeh, Rabu (27/12/2017).

Baca juga: Tahun Depan, Orang Pasti Mengenal Lokbin Cengkeh

Joni menyampaikan, banyak pedagang yang tidak betah di Lokbin Cengkeh. Dari 456 kios pedagang, kata dia, hanya tinggal 100-an yang terisi. "Sebab, sebagian ada yang balik lagi jualan ke pinggir jalan," ujarnya.

Pedagang lainnya, Choirul, juga menyampaikan bahwa Sandiaga tidak melakukan dialog dengan pedagang ketika berkunjung ke lokasi binaan yang tak jauh dari Museum Fatahilah itu.

"Pernah datang ke sini buat sosialisasi program OK OCE, tetapi enggak berdialog sama para pedagang, nanya apa keluhan pedagang, misalnya, enggak ada," kata Choirul.

Menurut dia, saat menyosialisasikan program OK OCE, Sandi hanya menanyakan siapa saja yang memiliki masalah selama berjualan di Lokbin Cengkeh.

"Siapa yang katanya kehabisan modal, siapa yang lapaknya sepi, sabar," ucap Choirul menirukan ucapan Sandiaga kala itu.

"Kami enggak butuh ucapan sabar, kalau sabar tahan emosi bisa, kalau sabar suruh tahan lapar karena dagangan enggak ada yang beli, duit enggak dapat, mana bisa," katanya.

Baca juga: Dinas UMKM Akan Beri Pelatihan PKL Lokbin Cengkeh dengan Dana CSR

Dian, seorang penjual pernak-pernik, berharap pemerintahan Anies Baswedan-Sandiaga Uno bisa setegas pemerintahan sebelumnya, yakni Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat.

Menurut dia, pemerintah sebelumnya memberi garis tegas mengenai di mana PKL boleh berjualan.

"Kalau waktu zaman Ahok-Djarot kan tegas, di pinggir jalan enggak boleh, yang boleh hanya di Cengkeh, jadi pengunjung datang ke sini. Lah, kalau ini PKL sudah jualan lagi di jalan, di sini sepi," kata Dian.

"Lebih baik tegas diatur di mana bisa berdagang, kalau enggak tegas kayak begini, kami juga yang susah, masa turun ke jalan lagi," ucapnya.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com