Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Ali, Pegawai Perusahaan Iklan yang Jadi Pembuat Kaki Palsu

Kompas.com - 13/01/2018, 07:26 WIB
Ridwan Aji Pitoko

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com - Sekilas tak ada yang istimewa dari sosok pria bernama Ali Saga. Namun, anggapan itu sirna begitu melihat apa yang dikerjakan Ali di dalam sebuah bangunan di Kompleks Serbaguna Sitanala Lorong 6, Kelurahan Karangsari, Kecamatan Neglasari, Tangerang, Banten.

Sebuah bangunan laiknya rumah dengan luas kurang lebih 50 meter persegi itu diubah Ali menjadi sebuah workshop bernama Sanggar Organ Prosthetic.

Dengan tagline "Solusi Penderita Cacat," Ali menghabiskan hidupnya menjadi seorang tukang, produsen kaki, tangan, dan jari palsu bagi orang-orang yang kehilangan bagian tubuh tersebut.

Tak sekadar membuat kaki, tangan, dan jari palsu, Sanggar Organ Prosthetic seolah menjadi ladang amal bagi dirinya lantaran turut membantu kaum difabel yang tidak mampu untuk bisa mendapatkan kaki, tangan, atau jari palsu.

"Walaupun saya enggak punya pendidikannya buat bikin kaki dan tangan palsu tapi saya profesional, cuma mau bantu orang-orang yang enggak bisa beli kaki atau tangan palsu. Saya buat harganya terjangkau," ucap Ali saat berbincang dengan Kompas.com di Sanggar Organ Prosthetic, Jumat (12/1/2018).

Baca juga : Kehilangan Satu Kaki akibat Terpotong Gergaji Mesin, Miskan Butuh Kaki Palsu

Seraya menghisap batang rokoknya, Ali bercerita bagaimana saat dia diremehkan banyak orang ketika memulai usaha pembuatan kaki, tangan, dan jari palsu itu.

Sebelum membentuk Sanggar Organ Prosthetic, Ali merupakan pegawai sebuah perusahaan iklan di Jakarta.

Di sana, dia belajar bagaimana mendesain dan menyalurkan ide untuk membuat sebuah iklan atas permintaan klien.

Dia bahkan pernah mendirikan perusahaan iklan bersama teman-temannya pada medio 2003. Namun, semua berubah pada Agustus 2005 ketika dia mengalami kecelakaan saat hendak pergi bekerja.

Kecelakaan itu membuat dia harus masuk rumah sakit dan menjalankan beberapa kali operasi karena perutnya mengalami luka cukup parah.

"Waktu itu saya masuk dua rumah sakit berbeda untuk menjalani operasi di perut saya. Di rumah sakit kedua ini saya satu kamar dengan seorang ibu yang tiap malam nangis. Usut punya usut ternyata beliau itu habis diamputasi dan dijanjikan untuk bisa dapat kaki palsu tapi enggak dikasih-kasih," kata Ali sambil membuat bahan dasar kaki palsu.

Pembuat kaki dan tangan palsu Ali Saga (56) menyelesaikan pembuatan kaki palsu pesanan dari sebuah yayasan di Sanggar Organ miliknya di Tangerang, Banten, Jumat (12/01/2018). Kaki dan tangan palsu buatan Ali Saga membutuhkan waktu tiga hari pengerjaan dan dijual dengan harga antara 4 hingga tujuh juta rupiah per buahnya, tetapi untuk pasien yang kurang mampu ali memberikannya secara geratis.KOMPAS.com / ANDREAS LUKAS ALTOBELI Pembuat kaki dan tangan palsu Ali Saga (56) menyelesaikan pembuatan kaki palsu pesanan dari sebuah yayasan di Sanggar Organ miliknya di Tangerang, Banten, Jumat (12/01/2018). Kaki dan tangan palsu buatan Ali Saga membutuhkan waktu tiga hari pengerjaan dan dijual dengan harga antara 4 hingga tujuh juta rupiah per buahnya, tetapi untuk pasien yang kurang mampu ali memberikannya secara geratis.

Singkat cerita, bapak tiga anak itu bertekad jika nanti ia sudah sembuh dan keluar dari rumah sakit maka dia akan berusaha membuat kaki palsu kendati dia tidak memiliki pengetahuan apa pun soal hal tersebut.

"Saya pun sembuh terus mulai bikin kaki palsu pakai alat seadanya, enggak pakai ukuran. Kaki itu kemudian jadi dan saya bawa langsung ke rumah sakit eh tahunya ibu itu sudah dipaksa pulang sama pihak rumah sakit," ujar Ali.

Kendati tidak bisa bertemu dengan ibu tersebut dan harus membawa pulang kaki palsu buatannya, Ali tidak patah arang.

Dia mengaku justru semakin semangat mengembangkan keahliannya dalam membuat kaki, tangan, dan jari palsu tanpa jalur akademis.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Banyak Kondom Bekas Berserak, Satpol PP Jaga RTH Tubagus Angke

Banyak Kondom Bekas Berserak, Satpol PP Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Megapolitan
PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

Megapolitan
Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Megapolitan
Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Megapolitan
Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Megapolitan
Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Megapolitan
Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Megapolitan
17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

Megapolitan
Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Megapolitan
Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Megapolitan
Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Megapolitan
Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com