Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Ali, Pegawai Perusahaan Iklan yang Jadi Pembuat Kaki Palsu

Kompas.com - 13/01/2018, 07:26 WIB
Ridwan Aji Pitoko

Penulis

Pantang menyerah

Setelah membuat kaki palsu untuk seorang ibu di rumah sakit, Ali kemudian mencoba membuat kaki palsu untuk warga sekitar. Dia membuatnya dengan ukuran sesuai permintaan dan tetap dengan alat seadanya.

"Orang-orang di sekitar sini yang penderita cacat dan punya kaki palsu saya tawarkan buat servis kaki palsunya gratis, enggak bayar. Dari situ saya melihat banyak model dan bahan pembuatan kaki palsu," tutur dia.

Tak disangka, niat Ali menawarkan servis gratis kaki palsu ini disambut baik oleh kaum difabel tersebut. Ali mengatakan, mereka cocok dan menyukai kaki palsu buatannya.

"Nah dari situ akhirnya saya diceritakan sama mereka, bagaimana awalnya kalau mau bikin kaki atau tangan palsu, ternyata harus diukur dulu, digips dulu. Habis itu saya mulai bikin lima kaki palsu, tiga ukurannya pas, dua enggak. Ya enggak masalah namanya juga masih belajar," papar Ali.

Kegagalan dan kesalahan dalam membuat kaki palsu nyatanya menuntun Ali untuk terus mengasah dan mengembangkan kemampuannya.

Hingga pada suatu hari, sebuah yayasan yang tengah membangun madrasah di dekat tempat tinggalnya mencari orang-orang dengan usaha kreatif.

Ali dan yayasan tersebut pun akhirnya bertemu. Menurut penuturan Ali, pengelola yayasan itu pun langsung tertarik dengan usahanya membuat kaki, tangan, dan jari palsu.

"Nah saya kan ketemu sama Yayasan Al-Azhar ini dan mereka minta saya buat mendata kaum difabel yang kehilangan kaki di sekitar rumah saya dan membuatkan 10 kaki palsu untuk mereka," kenang Ali.

Dari sana, kemudian banyak perusahaan yang menggunakan jasa pembuatan kaki dan tangan palsu Ali untuk program corporate social responsibility (CSR) mereka.

Padahal, ketika itu Ali berencana kembali ke dunia periklanan. Namun, rencana itu dia urungkan dan dia mengambil saham dalam perusahaannya untuk dijadikan modal mendirikan Sanggar Organ Prosthetic.

Diremehkan

Seiring dengan berjalannya waktu, tidak banyak perusahaan yang melakukan CSR dan menyewa jasa pembuatan kaki, tangan, dan jari palsu Ali.

Selayaknya wirausahawan, Ali pun mencoba cara lain dengan membawa proposal-proposal ke lembaga pemerintahan terkait dan juga rumah sakit untuk bekerja sama dalam penyediaan kaki, tangan, dan jari palsu.

"Saya kasih proposal ke lembaga-lembaga pelat kuning tapi mereka nggak ada yang mau kerja sama. Saya dibilang minta-minta lah, enggak ada lulusan sarjananya, enggak ada badan usahanya lah, ya begitu-begitu alasannya," ungkap dia.

Baca juga : Hari Kasih Sayang dan Kaki Palsu untuk Siti

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com