Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyelundupan 1 Ton Sabu, Ini Alur Perjalanannya...

Kompas.com - 15/01/2018, 11:43 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus penyelundupan satu ton sabu kembali disidangkan pada Senin (15/1/2018). Dalam sidang sebelumnya pada Rabu (10/1/2018), delapan tersangka mendengar dakwaan yang dibacakan jaksa penuntut umum (JPU).

Dalam dakwaan yang dikutip dari situs Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, para penyelundup dari Taiwan ini dijerat dengan Pasal 114 juncto Pasal 132 Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika yang ancamannya hukuman mati.

Dari dakwaan tersebut dijelaskan penyelundupan ini bermula dari Li Ming Hui yang menawarkan terdakwa Hsu Yung Li, pekerjaan bongkar muat kapal di Indonesia dengan gaji Rp 120 juta.

Terdakwa Liao Guan Yu dan Chen Wei Cyuan juga menghubungi Yen Po Chun alias Paul alias Aphao untuk menerima pekerja ini dan dibayar Rp 80 juta. Ketiganya dibelikan tiket ke Indonesia dan dijadwalkan berangkat dari Bandara Tauyen, Taiwan ke Indonesia pada 4 Juni 2017.

Setibanya di Indonesia, mereka dijemput oleh saksi Andy alias Amin dan Yen Hung Chi alias Abin alias Apin (DPO) menuju perumahan Duta Garden, Tangerang.

Pada 9 Juni, para terdakwa bersama Yen Po Chun dan Yen Hung Chi berkendara ke pantai di daerah Anyer untuk mensurvei lokasi yang akan jadi tempat penerimaan narkotika. Li Ming Hui, membagi tugas para terdakwa. Namun Yen Po Chun akhirnya mundur dari pekerjaan karena merasa diikuti.

Mereka yang tersisa, dipimpin Yen Hung Chi alias Apin, pindah tempat ke Fave Hotel di Kembangan, Jakarta Barat. Yen Hung Chi alias Apin kemudian pergi ke Taiwan. Sementara Liao Guan Yu, Chen Wei Cyuan, dan Hsu Yung Li mempersiapkan kedatangan sabu.

Rekonstruksi kasus penyelundupan sabu 1 ton yang digelar di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang pada Kamis (3/8/2017).Kompas.com/Akhdi Martin Pratama Rekonstruksi kasus penyelundupan sabu 1 ton yang digelar di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang pada Kamis (3/8/2017).
Di Taiwan, lima terdakwa yakni Juang Jin Sheng, Sun Kuo Tai, Sun Chih Feng, Kuo Chun Yuan, bekerja di kapal Wanderlust sejak April 2017. Pada 17 Juni 2017, kapten kapal Guo mengajak keempatnya untuk berlayar dari pelabuhan Dong Zhou di Kota Kaohsiung, Taiwan, menuju ke Malaysia.

Setelah menempuh perjalanan selama 10 hari, Wanderlust dan awaknya tiba di Malaysia. Selama tujuh hari di perairan Malaysia, para awak kapal mengaku mengurus keimigrasian, mengisi bahan bakar, dan sempat melaut selama tiga jam sebelum Tsai Chih Hung menjadi kapten kapal.

Dalam perjalanan itu, terjadi komunikasi dengan telepon satelit untuk menjemput sabu. Mereka sempat menunggu di perairan Andaman antara Myanmar dan Thailand, dan mengangkut kapal kayu berisi 51 karung sabu.

Kapolda Metro Jaya Irjen Idham Azis saat memberi penghargaan terhadap anggota polisi yang menggagalkan penyelundupan sabu 1 ton asal China di Mapolda Metro Jaya, Selasa (8/8/2017).Kompas.com/Akhdi Martin Pratama Kapolda Metro Jaya Irjen Idham Azis saat memberi penghargaan terhadap anggota polisi yang menggagalkan penyelundupan sabu 1 ton asal China di Mapolda Metro Jaya, Selasa (8/8/2017).
Setelah itu, Wanderlust berlayar ke Indonesia dan tiba pada 11 Juli 2017 di Anyer. Sebanyak 51 karung berisi sabu itu dibawa ke dermaga menggunakan kapal karet.

Tiga terdakwa lainnya yang direkrut sebagai buruh bongkar muat yakni, Hsu Yung Li, Liao Guan Yu, dan Chen Wei Cyuan, bersiap-siap di dermaga untuk menerima 51 karung berisi sabu.

Liao Guan Yu memberikan tanda dengan mengarahkan senter ke laut, sementara Li Ming Hui mengawasi. Setelah tiba di daratan, 51 karung sabu tersebut dimasukkan di dua mobil Innova dan dibawa pergi dari dermaga. Di tengah perjalanan, dua mobil tersebut disergap polisi.

Ketiga terdakwa itu diamankan polisi, Hsu Yung Li, Liao Guan Yu, dan Chen Wei Cyuan ditangkap sedangkan satu Li Ming Hui meninggal karena ditembak mati.

Tiga hari setelah kejadian, 16 Juli 2017 kelima awak Wanderlust ditangkap bersama kapal mereka di Pelabuhan Bea-Cukai Tanjung Uncang, Batam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Megapolitan
Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com