Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Lahan Pondok Kelapa, dari Proyek Rusunami, Apartemen, hingga Jadi Mangrak

Kompas.com - 26/01/2018, 07:16 WIB
Sherly Puspita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebidang lahan seluas 1,5 hektar membentang di kawasan Pondok Kelapa, Duren Sawit, Jakarta Timur.

Kawasan tersebut bersebelahan dengan lahan proyek rumah susun DP 0 rupiah besutan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno.

Di kawasan tersebut terdapat sebuah bangunan sempit bercat warna hijau bertuliskan "marketing gallery".

Di sisi depan lahan terdapat gapura dengan warna senada bertuliskan 'Pondok Kelapa Village'. Bangunan-bangunan yang berada di kawasan tersebut tampak usang termakan waktu.

Di lokasi tersebut rencananya dibangun apartemen dengan tiga menara yang masing-masing menara memiliki 2.000 hunian dan fasilitas pendukung.

Baca juga : Dari Rusunami, Proyek Pondok Kelapa Village Berubah Jadi Apartemen

Rencananya, apartemen tersebut dibangun secara bertahap dengan investasi lebih kurang Rp 600 miliar.

PT Gemilang Usaha Terbilang (GUT) merupakan pengembang yang bekerja sama dengan PD Pembangunan Sarana Jaya untuk membangun hunian komersial tersebut.

Awalnya rusunami

Kerjasama antara PD Pembangunan Sarana Jaya dan PT GUT telah berlangsung sejak tahun 2008.

Saat itu, lahan tersebut masih dikuasai para pedagang dan pemulung. PT GUT berkontribusi dalam penyelesaian masalah lahan.

Setelah status lahan clear, pemerintah merencanakan proyek hunian murah berbentuk rumah susun sederhana milik (rusunami). Skema pembiayaannya menggunakan sistem kredit pemilikan rumah (KPR).

Akan ada bank yang ditunjuk pemerintah pusat untuk memfasilitasi kredit warga, sedangkan bunga kredit akan disubsidi oleh pemerintah pusat.

Akan tetapi, menurut Direktur Utama PT Gemilang Usaha Terbilang (GUT) Anas Bahfen, subsidi kredit dari pemerintah tersebut tak kunjung dibayarkan.

"Tapi sudah tiga tahun seingat saya waktu itu kan ada rumah rusunami itu ada aturan tentang subsidi bunga. Nah, sampai tiga tahun itu kan enggak keluar subsidi bunganya itu dari pemerintah. Jadi karena itu belum kunjung datang, maka jadi enggak jelas kan, enggak jalan sehingga enggak jalanlah program itu," ujar Anas ketika dihubungi Kompas.com, Kamis (25/1/2018).

Baca juga : Pondok Kelapa Village Batal Jadi Rusunami karena Subsidi Tak Turun

Atas dasar hal tersebut, pada tahun 2013 PT GUT mengubah strategi bisnisnya dengan mengubah konsep rusunami subsidi tersebut menjadi bangunan komersial berbentuk apartemen.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com