Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hotman Paris Tanya Sandiaga, "Kenapa Becak Diizinkan? Mau Mengejar Pemilu 2019?"

Kompas.com - 03/02/2018, 10:39 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pertanyaan tentang kebijakan becak di Ibu Kota kembali diterima Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno. Pertanyaan ini datang dari pengacara kondang Hotman Paris Hutapea seusai jogging dan "ngopi" bareng Sandiaga di Kelapa Gading, Jakarta Utara, Sabtu (3/2/2018).

"Aku ada pertanyaan kunci, ini agak susah dijawab. Semoga wagub menjawab, ini dari kelas menengah ke atas. Kenapa tiba-tiba becak diizinkan? Apakah ini mau mengejar pemilu 2019?," tanya Hotman kepada Sandiaga. 

"Apakah murni ketulusan cinta rakyat susah? Atau memang 2019 sudah mau pemilihan presiden? Coba dijawab Pak Wagub," tanya Hotman.

Sandiaga menjelaskan, ada 500 pengemudi becak yang sudah berpuluh-puluh tahun menarik becak di Jakarta. Menurut Sandiaga, selama ini, mereka belum menikmati kue pembangunan di Jakarta. Sandi mengatakan, kebijakan menghidupkan kembali becak adalah bagian dari memberikan keadilan.

Baca juga: Hikayat Becak di Ibu Kota

Sejumlah penarik becak mulai beroperasi di Bandengan, Jakarta Utara, Jumat (26/1/2018). Perhatian terhadap penarik becak kembali diberikan oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Ia berharap becak tetap beroperasi di rute khusus di JakartaKOMPAS.com / ANDREAS LUKAS ALTOBELI Sejumlah penarik becak mulai beroperasi di Bandengan, Jakarta Utara, Jumat (26/1/2018). Perhatian terhadap penarik becak kembali diberikan oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Ia berharap becak tetap beroperasi di rute khusus di Jakarta
"Kami ingin mereka juga bisa naik kelas. Tidak mengejar politik, tetapi mengejar keadilan. Kami ingin memberikan mereka kesempatan naik kelas juga," kata Sandiaga menjawab Hotman.

Mendengar itu, Hotman mengatakan, kebijakan itu melanggar Perda Nomor 8 Tahun 2007 tentang Ketertiban Umum.

Sandiaga memastikan pihaknya masih fokus menyisir regulasi yang bersinggungan dengan keinginannya dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Sembari membereskan legalitas, para tukang becak akan dilatih oleh komunitas maupun unsur lain yang tidak membebani APBD.

Baca juga: Fraksi PDI-P: Wagub Tak Perlu Tuduh Ada Mobilisasi Becak, Tangkap Saja

"Jawaban Pak Wagub barusan dari segi logika pengacara sangat logis. Bagaimana jadi pemerintah harus mengakomodasi. Jadi, (kebijakan becak) bukan mengejar pemilu 2019?" tanya Hotman lagi.

"Enggak sama sekali (terkait pemilu presiden). Mikir aja enggak," kata Sandiaga sambil tertawa geli.

Kompas TV Pemprov DKI Jakarta akan memperbolehkan kembali pengoperasian becak di wilayah DKI Jakarta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai 'Diviralkan' Pemilik Warteg

[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai "Diviralkan" Pemilik Warteg

Megapolitan
Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Megapolitan
Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Megapolitan
Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Megapolitan
Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com