Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tersangka Pembunuh Istri dan 2 Anak Tiri Minta Maaf kepada Warga

Kompas.com - 22/02/2018, 22:50 WIB
Ridwan Aji Pitoko,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Muchtar Effendi alias Pendi (60) menjalani 62 adegan rekonstruksi pembunuhan yang dilakukannya terhadap istrinya Emah (40) dan dua anak tirinya, Nova serta Tiara.

Wakapolres Metro Tangerang AKBP Harley Silalahi menyatakan tidak ada fakta baru yang ditemukan dalam rekonstruksi tersebut. Namun, dia menegaskan, Pendi melakukan pembunuhan itu dalam keadaan sadar.

"Kami tegaskan kembali kalau dari hasil pemeriksaan kejiwaan pelaku itu normal dan dia membunuh korbannya secara sadar," ucap Harley, Kamis (22/2/2018).

Selepas rekonstruksi tersebut, Pendi mengakui kesalahannya dan meminta maaf kepada para warga yang datang dan berdesakan untuk menyaksikan proses rekonstruksi.

"Saya meminta maaf sebesar-besarnya kepada warga yang ada di sini, saya mohon maaf. Saya khilaf sampai tega bunuh keluarga saya sendiri. Saya mohon maaf sekali lagi atas kejadian ini, kepada keluarga istri saya, saya sangat menyesal," kata Pendi.

Baca juga : Tersangka Pembunuh Istri dan 2 Anak Dijemput Polisi dari RS Polri

Kasat Reskrim Polres Metro Tangerang AKBP Dedy Supriyadi menyampaikan, proses rekonstruksi itu berlangsung selama kurang lebih satu jam dan menampilkan 62 adegan.

"Pelaku ini terbukti melakukan penusukan istri dan dua anak tirinya pada adegan kesebelas hingga 29. Penusukan dimulai dari istrinya bernama Emah kemudian dua anak tirinya Nova dan Tiara," kata Dedy.

Pada adegan selanjutnya, dari adegan 30 sampai 39, menunjukkan bahwa tersangka Pendi menghancurkan tiga buah handphone milik istri dan kedua anak tirinya dan kemudian membuangnya ke atas plafon dapur.

Pada adegan 40 hingga 47, tersangka Pendi mulai menyayat dada dan lehernya untuk bunuh diri.

"Sedangkan pada adegan 48 menunjukkan bagaimana tersangka menyimpan pisau sangkur dan dari adegan 49 hingga 62, warga mulai mendatangi rumah korban," imbuh Dedy.

Pendi membunuh Emah dan kedua anak tirinya, Nova dan Tiara, pada 12 Februari 2018.

Pendi kesal karena istrinya membeli mobil.

"Jadi tiga hari sebelum pembunuhan, keduanya terlibat cekcok karena tersangka ini tidak mau memberikan uang cicilan untuk membayar mobil yang dibeli oleh Emah. Dari situ tersangka terus bertengkar dan berniat membunuh istrinya tersebut," kata Kapolres Metro Tangerang Kombes Harry Kurniawan beberapa waktu lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

Megapolitan
Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Megapolitan
Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya 'Nyentong' Nasi Sendiri

Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya "Nyentong" Nasi Sendiri

Megapolitan
Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Megapolitan
Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Megapolitan
Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com