JAKARTA, KOMPAS.com - Akhir pekan lalu, Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno banyak berkomentar mengenai Pemilihan Presiden 2019. Sandiaga yang juga merupakan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra itu membahas tentang Prabowo Subianto, Ketua Umum yang belum juga mendeklarasikan pencalonan sebagai calon presiden.
Sejumlah pengamat berpendapat bahwa Prabowo berada dalam posisi dilematis. Posisi itu menghambatnya untuk melakukan deklarasi.
Namun, Sandiaga menepis itu. Sandiaga mantap mengatakan bahwa Prabowo tidak merasa ragu.
"Pak Prabowo sama sekali tidak ragu, sama sekali tidak ragu, tidak ada keraguan sama sekali di Pak Prabowo," ujar Sandiaga di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Sabtu (7/4/2018).
Baca juga : Sandiaga: Prabowo Tingkatkan Elektabilitas Calon yang Diusung Gerindra
Sandi mengatakan seluruh kader Partai Gerindra juga sudah mantap memilih Prabowo sebagai capres. Pekan depan, Partai Gerindra akan menggelar rakornas.
Sandiaga mengatakan para kader akan menyerahkan mandat sebagai capres kepada Prabowo. Sekaligus menjadikan Prabowo sebagai pemimpin koalisi nanti.
Meski demikian, Sandiaga mengatakan Partai Gerindra tidak buru-buru melakukan deklarasi.
Menurut dia, saat ini Prabowo dan segenap kader Partai Gerindra sedang mengumpulkan aspirasi masyarakat terlebih dahulu. Tujuannya untuk mengetahui pemimpin seperti apa yang diinginkan warga pada Pilpres 2019 nanti.
Sandiaga mengatakan partainya tidak mau sekadar mendengar kata elite. Suara masyarakat lah yang harus didengar.
"Bukan mendengar apa yang elite mau. Kalau yang elite mau kan maunya sekarang, sekarang, sekarang terus. Sementara kalau masyarakat bilang 'yah kami ingin didengar'," ujar Sandiaga.
Baca juga : Sandiaga: Pak Prabowo Sudah Populer, Tinggal Menangi Hati Rakyat
"Oleh karena itu kami terus turun ke masyarakat mendengar apa yang dirasakan oleh masyarakat dan apa yang pemimpin baru harus fokus menjalankannya di 2019," tambah dia.
Satu lagi yang harus dimatangkan sebelum melakukan deklarasi adalah mematangkan koalisi. Sandi mengatakan komunikasi intensif sedang dilakukan untuk membentuk koalisi yang kuat.
Partai Gerindra ingin memiliki kesamaan visi dengan partai koalisi nanti bahwa Indonesia butuh pembangunan ekonomi yang lebih cepat.
"Yang Pak Prabowo inginkan adalah kita jangan seperti pemilu atau pilkada yang dulu. Merasa besar, merasa pingin deklarasi cepat-cepat tapi tidak mendengar apa yang diinginkan oleh warga dan mitra koalisi," kata Sandi.
Baca juga : Sandiaga: Gerindra Serap Aspirasi Tokoh Agama Sebelum Deklarasi Capres
Pemimpin baru
Salah satu aspirasi yang sudah ditampung Sandiaga adalah terkait keinginan masyarakat atas pemimpin baru di Indonesia. Sandiaga mengatakan masyarakat berpendapat pembangunan ekonomi tidak berjalan baik. Kata Sandi, mereka butuh pemimpin baru untuk memperbaiki kondisi itu.
"Semakin banyak masyarakat yang mengutarakan keinginan untuk nahkoda baru daripada ekonomi di Indonesia. Dan pemimpin baru itu diharapkan akan lahir pada 2019," ujar Sandiaga.
Selain itu, Sandiaga mengatakan masyarakat sudah mengutarakan keinginan mereka untuk ganti pemimpin. Tepatnya mengganti Presiden RI.
"Mayoritas masyarakat Indonesia menginginkan pemimpin yang baru, paling enggak yang kita temui," kata dia.