KOMPAS.com - Pada masanya, Bandar Udara Internasional Kemayoran, Jakarta Pusat, menjadi kebanggaan. Kini, tinggal kenangan.
Hari ini 34 tahun lalu, tepatnya 1 Juni 1984, Bandara Kemayoran resmi berhenti beroperasi.
Ada sejumlah alasan yang melatari penutupan bandara ini.
Harian Kompas, 22 Desember 1977, menyebutkan, penutupan Bandar Udara Kemayoran karena lapangan terbang tersebut masuk daerah pendaratan lapangan terbang Cengkareng/Soekarno-Hatta.
Jarak landasan udara Bandara Kemayoran menyilang, juga berdekatan antara Bandara Soekarno-Hatta dan Halim Perdanakusumah.
Kisah Bandara Kemayoran
Bandara Kemayoran mulai dibangun pada era Hindia Belanda tahun 1934. Kemudian, bandara ini diresmikan pada 8 Juli 1940.
Baca juga: Bandara Kemayoran: Legenda yang Liar dan Tak Terurus....
Pemberian nama "Kemayoran" berasal dari sebuah tanah yang dimiliki oleh Komandan VOC, Mayor isaac de I'ostal de Saint Martin, yang berlokasi di Kemayoran.
Nama wilayah ini pula yang diambil menjadi nama bandara.
Versi lain menyebutkan, berdirinya bandara tersebut bersamaan dengan pembangunan tentara Belanda yang berpangkat mayor. Oleh karena itu, daerah itu bernama Kemayoran.
Pesawat yang pertama kali beroperasi adalah jenis DC-3 Dakota milik perusahaan Hindia Belanda.
Pesawat tersebut melakukan uji terbang perdana dari Cililitan pada 6 Juli 1940, sebelum Bandara Kemayoran diresmikan.
Awalnya, Bandara Kemayoran memiliki dua landasan pacu yang bersilangan, yaitu landasan pacu utara-selatan dan landasan pacu barat-timur.
Landasan pacu utara-selatan memiliki ukuran 2.475 x 45 meter, sedangkan landasan pacu barat-timur mempunyai ukuran 1.850 x 30 meter.