Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Manusia Gerobak, Antara Ada dan Tiada di Mata Sandiaga...

Kompas.com - 16/06/2018, 07:15 WIB
Sherly Puspita,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Keberadaan manusia gerobak merupakan salah satu masalah sosial yang menjadi perhatian Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno.

Menurut dia, kehadiran warga yang tidur di atas gerobak untuk mengais iba setiap bulan Ramadhan menjadi fenomena sosial yang harus dicari penyelesaiannya.

Sebelumnya, Sandiaga pernah menyebut bahwa saat ini manusia gerobak sudah tak ada lagi di Jakarta.

Pemerintah daerah, kata dia, telah menampung mereka ke panti sehingga tidak berada di jalan lagi.

Baca juga: Sandiaga Bilang Sudah Tak Ada Lagi Manusia Gerobak di Jakarta

"Sebetulnya di DKI itu sudah enggak ada lagi fenomena ataupun kejadian yang mengakibatkan manusia itu tinggal di gerobak karena semua sudah tertangani. Ada shelternya, ada pantinya, makannya yang kita sediakan," ujar Sandiaga di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jumat (11/5/2018).

Sandiaga mengaku, sudah mengingatkan Dinas Sosial untuk tanggap jika masalah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) muncul.

"Pak Anies (Anies Baswedan, Gubernur DKI) dan saya sudah arahkan, enggak boleh masuk bulan suci Ramadhan ini ada orang kelaparan," ujar Sandiaga.

Baca juga: Puluhan Gelandangan dan Manusia Gerobak Terjaring Razia Pekat di Jaktim

Namun, tak lama setelah pernyataan Sandiaga itu, sebanyak 12 manusia gerobak justru terjaring razia penyakit masyarakat (pekat) yang dilakukan Pemkot Jakarta Timur, Rabu (23/5/2018) malam.

Jadi, klaim Wagub tersebut tidak terbukti.

Belakangan, Sandiaga mengakui manusia gerobak masih ada di Jakarta. Bahkan, ia meminta warga Jakarta tak memberikan uang kepada manusia gerobak.

Baca juga: Ungkap Penghasilan Manusia Gerobak, Sandiaga Imbau Warga Tak Beri Uang

Sebab, kata dia, para manusia gerobak memiliki penghasilan belasan juta rupiah per pekan dari meminta-minta.

"Jangan kasih kepada manusia gerobak atau pengemis musiman. Karena data dari Kemensos, pengemis musiman dan manusia gerobak yang kita kasih itu selama seminggu itu dapet Rp 15 juta," ujar Sandiaga di kawasan Kembangan, Jakarta Barat, Kamis (14/6/2018).

Ia menyarankan, warga menyalurkan bantuannya lewat panti-panti sosial yang dikelola Dinas Sosial DKI Jakarta.

Tak hanya itu, Sandiaga juga mengingatkan warga untuk membayar zakat. Menurut dia, zakat warga dapat disalurkan melalui Badan Amil Zakat, Infaq, dan Shadaqah (Bazis) DKI Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com