Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Bekasi Harga Telur Ayam Meroket, Pedagang dan Pembeli Menjerit

Kompas.com - 18/07/2018, 17:04 WIB
Dean Pahrevi,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Melonjaknya harga telur ayam ras negeri membuat para pedagang telur di Pasar Baru Bekasi, Bekasi Timur, mengeluh. Sebab, penjualan mereka turun hingga 50 persen.

"Sekarang lagi turun drastis," kata Drajat, salah satu pedagang telur di Pasar Baru Bekasi,saat ditemui Kompas.com, Rabu (18/7/2018).

Drajat mengatakan, harga telur ras negeri saat ini menembus Rp 30.000 per kg. Padahal, harga normal sebelumnya menurut dia Rp 22.000 per kg.

Sedangkan harga 1 peti berisi 15 kilogram telur ayam ras negeri saat ini Rp 405.000, padahal normalnya 1 peti itu berkisar Rp 310.000.

Baca juga: Kementan Siapkan Solusi untuk Harga Telur Ayam yang Meroket

Melonjaknya harga telur ini, lanjut dia, membuat konsumen protes. Konsumen juga menurunkan belanja mereka membeli telur. 

"Biasanya sehari kita bisa jual 90 peti (telur), sekarang mah cuma 45 peti paling. Jadi, mereka yang biasanya beli 2 kilo jadi cuma beli 1 kilo, yang biasanya beli 1 kilo jadi cuman beli seperempat," ujar Drajat.

Sudiro, pedagang telur lain di pasar itu mengaku kerap diprotes konsumennya karena harga telur yang melambung tinggi ini. Namun, karena telur cukup dibutuhkan, konsumen terpaksa tetap membeli meski harga sedang naik.

"Iya, banyak yang ngomel, protes-protes, kitanya juga bingung, tapi mereka juga ujung-ujungnya sih beli juga, karena butuh sih. Walaupun belinya enggak sebanyak biasanya, dikurangin gitu," ucap Sudiro.

Warga yang membeli telur di pasar tersebut, Tati, mengaku kesal dengan naiknya harga telur. Ia terpaksa mengurangi belanjanya membeli telur dari biasanya.

Baca juga: Harga Telur Ayam Meroket, Ada Apa Sebenarnya?

"Ya kesel juga sih naiknya tinggi banget, biasanya kita beli 2 kilo, jadi sekarang beli 1 kilo saja deh," kata Tati.

Harga daging ayam ikut naik

Naiknya harga telur berimbas kepada harga daging ayam yang ikut melonjak naik. Hendar, pedagang daging ayam di Pasar Baru Bekasi mengatakan, harga daging ayam ras negeri saat ini menyentuh Rp 40.000 per ekor.

Padahal, harga normalnya Rp 38.000 per ekor. "Daging ayam negeri sekarang Rp 40.000 per ekor biasanya itu Rp 38.000 doang," kata Hendar.

Hendar melanjutkan, harga ayam kampung malah naik 2 kali lipat. Saat ini, ia menjual ayam kampung seharga Rp 80.000 per ekor, padahal biasanya Rp 40.000 per ekor.

Baca juga: Ini Penyebab Naiknya Harga Telur Ayam di Mata IKAPPI

"Yang parah itu ayam kampung, sekarang itu Rp 80.000, normalnya biasanya Rp 40.000. Jadi, 2 kali lipat naiknya. Konsumen banyak yang protes," ujar Hendar.

Menurut Hendar, melonjaknya harga daging ayam dikarenakan harga pakan ayam yang naik. "Harga pakannya naik sih, jadi harga dagingnya juga ikutan naik," ucap Hendar.

Kompas TV Berikut laporan Jurnalis KompasTV Nadia Hafidza di Bandung, Jawa Barat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com