Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karya Penyandang Difabel untuk Tamu VIP Asian Games...

Kompas.com - 15/08/2018, 06:20 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Precious One, sebuah tempat usaha kerajinan tangan yang mempekerjakan penyandang difabel dipercaya membuat miniatur maskot Asian Games dari gulungan kertas untuk para tamu VIP pada pembukaan Asian Games 2018.

Precious One dipercayakan membuat 300 pajangan maskot Asian Games yang terdiri dari Bhin-bhin, Kaka, Atung.

"Masing-masing (maskot) 100 pieces untuk opening Asian Games dikasih ke tamu VIP," ujar pendiri dan pemilik Precious One Ratnawati, ketika ditemui Kompas.com, di Jalan Meruya Utara, Kembangan, Jakarta Barat, beberapa waktu lalu.

Baca juga: Precious One, Tempat Berkarya bagi Penyandang Disabilitas

Miniatur ini berbahan dasar kertas. Kertas-kertas tersebut dipotong, digulung, dilem, kemudian dirakit menjadi maskot-maskot Asian Games.

Ruang kerja penyandang disabilitas precious oneKOMPAS.com/ RYANA ARYADITA UMASUGI Ruang kerja penyandang disabilitas precious one
Jangan salah, pembuatan pajangan berbahan dasar kertas ini tak semudah kelihatannya. Membutuhkan ketelitian dan kesabaran tinggi untuk membuat karya dari kertas ini. 

Para pekerja yang merupakan penyandang difabel terlihat teliti dan tekun dalam membuat karya tersebut. Terlihat ada pekerja yang melipat kertas, menggulung kertas, hingga mengelem kertas. 

Baca juga: Sejuta Senyum Untuk Precious One

Ratna mengatakan, tiap maskot memiliki kesulitan berbeda-beda. 

"1 boneka kayak Kaka (maskot berbentuk badak) itu gulungnya ada banyak. Kalau yang sudah mahir, menggulung badan Kaka saja (butuh) 1 jam. 1 (miniatur) Kaka (butuh waktu) sekitar 2,5 jam," katanya. 

Ratna pendiri Precious One memegang pajangan miniatur untuk Asian Games 2018KOMPAS.com/ RYANA ARYADITA UMASUGI Ratna pendiri Precious One memegang pajangan miniatur untuk Asian Games 2018
Untuk mengerjakan miniatur Bhin-bhin (burung cenderawasih) dan Atung (rusa Bawean) membutuhkan waktu kurang lebih 2 jam.

Baca juga: Perajin Solo Jago Bikin Miniatur Kereta Api

"Berarti sekitar 6 jam (keseluruhan), tetapi kami, kan, prosesnya berbeda-beda, ada yang bagian menggulung telinga, merakit, membuat rumput, menempel, menggunting. Kalau dikerjakan 1 tim enggak selama itu," tutur Ratna.

Proses pembuatan maskot Asian Games di Precious OneKOMPAS.com/ RYANA ARYADITA UMASUGI Proses pembuatan maskot Asian Games di Precious One
Dari 15 pekerja difabel, 9 diantaranya berpartisipasi mengerjakan miniatur maskot Asian Games.

Setelah selesai, ketiga maskot tersebut akan dimasukkan ke dalam kotak kaca beserta dengan rumputnya.

Baca juga: Kendaraan Hias Berbentuk Miniatur Masjid Mendominasi Pawai Takbiran di Banda Aceh

Maskot Asian Games dari precious one untuk tamu VIP pada pembukaan Asian GamesKOMPAS.com/ RYANA ARYADITA UMASUGI Maskot Asian Games dari precious one untuk tamu VIP pada pembukaan Asian Games
Ratna mengatakan, Precious One diizinkan Inasgoc selaku panitia Asian Games untuk menjual karya ini secara komersial.

"Jadi kami juga diizinkan untuk menjualnya secara komersil. Jadi teman-teman bisa memesan langsung ke kami," ujar Ratna. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Evakuasi Mobil di Depok yang Jeblos ke Septic Tank Butuh Waktu Empat Jam

Evakuasi Mobil di Depok yang Jeblos ke Septic Tank Butuh Waktu Empat Jam

Megapolitan
Gerebek Rumah Ketua Panitia Konser Lentera Festival Tangerang, Polisi Tak Temukan Seorang Pun

Gerebek Rumah Ketua Panitia Konser Lentera Festival Tangerang, Polisi Tak Temukan Seorang Pun

Megapolitan
Tunjuk Atang Trisnanto, PKS Bisa Usung Cawalkot Bogor Sendiri Tanpa Koalisi

Tunjuk Atang Trisnanto, PKS Bisa Usung Cawalkot Bogor Sendiri Tanpa Koalisi

Megapolitan
Heru Budi Minta Wali Kota Koordinasi dengan Polres Terkait Penanganan Judi Online

Heru Budi Minta Wali Kota Koordinasi dengan Polres Terkait Penanganan Judi Online

Megapolitan
Mobil Warga Depok Jeblos ke 'Septic Tank' saat Mesin Dipanaskan

Mobil Warga Depok Jeblos ke "Septic Tank" saat Mesin Dipanaskan

Megapolitan
Senyum Bahagia Anak Cilincing, Bermain Sambil Belajar Lewat Program 'Runcing'

Senyum Bahagia Anak Cilincing, Bermain Sambil Belajar Lewat Program "Runcing"

Megapolitan
Joki Tong Setan Pembakar 'Tuyul' Rumah Hantu di Pasar Rebo Terancam 5 Tahun Penjara

Joki Tong Setan Pembakar "Tuyul" Rumah Hantu di Pasar Rebo Terancam 5 Tahun Penjara

Megapolitan
Transaksi Judi Online Kecamatan Bogor Selatan Tertinggi, Perputaran Uang Rp 349 Miliar

Transaksi Judi Online Kecamatan Bogor Selatan Tertinggi, Perputaran Uang Rp 349 Miliar

Megapolitan
Ulah Jukir di Depan Masjid Istiqlal yang Berulang, Kini Palak “Tour Leader” Rp 300 Ribu dan Sopir Bus

Ulah Jukir di Depan Masjid Istiqlal yang Berulang, Kini Palak “Tour Leader” Rp 300 Ribu dan Sopir Bus

Megapolitan
Heru Budi Sebut Penjarah Aset Rusunawa Marunda Sudah Dihukum, Warga: Belum Ada Penangkapan

Heru Budi Sebut Penjarah Aset Rusunawa Marunda Sudah Dihukum, Warga: Belum Ada Penangkapan

Megapolitan
Dibakar Joki Tong Setan, Pemeran Tuyul Rumah Hantu Alami Luka Bakar 40 Persen

Dibakar Joki Tong Setan, Pemeran Tuyul Rumah Hantu Alami Luka Bakar 40 Persen

Megapolitan
Panitia PPDB Jakut Ingatkan Tak Ada Jalur Zonasi untuk Jenjang SMK

Panitia PPDB Jakut Ingatkan Tak Ada Jalur Zonasi untuk Jenjang SMK

Megapolitan
Pengelola Rusunawa Marunda Ternyata Belum Laporkan Kasus Penjarahan, Masih Lengkapi Berkas

Pengelola Rusunawa Marunda Ternyata Belum Laporkan Kasus Penjarahan, Masih Lengkapi Berkas

Megapolitan
Akhirnya PKS Usung Anies dan Kader Sendiri pada Pilkada Jakarta 2024

Akhirnya PKS Usung Anies dan Kader Sendiri pada Pilkada Jakarta 2024

Megapolitan
Pengalaman Buruk Rombongan Bandung Dikejar, Dipalak, dan Diancam Preman Jakarta Gara-gara Parkir

Pengalaman Buruk Rombongan Bandung Dikejar, Dipalak, dan Diancam Preman Jakarta Gara-gara Parkir

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com