Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Iyan Diserahkan Pamdal Lapangan Banteng Ke Petugas Dinsos dengan Kondisi Terluka

Kompas.com - 20/08/2018, 18:02 WIB
David Oliver Purba,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ali Achmat Fiarmansyah alias Iyan diserahkan petugas pengamanan dalam (pamdal) Lapangan Banteng ke petugas Dinas Sosial DKI Jakarta, diduga dalam kondisi terluka.

Hal tersebut disampaikan kakak korban, Sari, berdasarkan keterangan petugas Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya, Jalan Kembangan Raya, Jakarta Barat.

Iyan yang menderita epilepsi itu diduga dianiaya oleh petugas pamdal Lapangan Banteng, Sabtu (18/8/2018) kemarin.

"Jadi ditelepon, disuruh jemput ke sana. Pas nyampe katanya sudah seperti itu (kondisinya)," ujar Sari, saat ditemui di Mapolres Jakarta Pusat, Senin (20/8/2018).

Sari mengatakan, saat hendak membawa pulang adiknya, petugas panti sempat menanyakan kondisi Iyan sebelum pergi dari rumah. Iyan diketahui belum pulang ke rumah sejak Jumat (17/8/2018).

Baca juga: Seorang Pemuda Diduga Dianiaya Pamdal Lapangan Banteng

Sari meyakinkan petugas, bahwa Iyan pergi dengan kondisi normal. Petugas tersebut kemudian mengirimkan foto-foto bekas penganiayaan yang dialami Iyan.

Tampak wajah Iyan lebam dan terdapat sundutan puntung rokok di sejumlah bagian tubuh. Di dada Iyan, terihat bekas injakan tapak sepatu cukup besar.

Saat ia menanyakan siapa yang bertanggung jawab terhadap kondisi yang dialami adiknya itu, petugas panti mengarahkan agar Sari menanyakan hal tersebut kepada pamdal Lapangan Banteng, khususnya yang menyerahkan Iyan ke mereka.

"Saya enggak terima sudah ada luka seperti ini. Saya tanyakan ini kalau mau saya usut ke mana. Dia jawab ke yang nyerahin saja, ke pamdal Lapangan Banteng," ujar Sari.

Iyan yang diketahui menderita penyakit epilepsi, diketahui memang suka berjalan-jalan sendiri tanpa pengawasan. Jika hari telah sore, Iyan biasanya kembali ke rumah.

Keluarga mendapati Iyan berada di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya, Jalan Kembangan Raya, Jakarta Barat. Iyan tidak pulang ke rumah sejak Jumat (17/8/2018).

Baca juga: Keluarga Laporkan Dugaan Penganiayaan Iyan oleh Pamdal Lapangan Banteng ke Polisi

 

Keluarga terkejut melihat kondisi Iyan yang memprihatinkan dengan luka lebam di wajah, dan luka sundutan puntung rokok di sejumlah bagian tubuh. Dari keterangan Iyan, dia dipukuli karena dituh mencuri.

Petugas menemukan uang Rp 2,4 juta di kantong celana Iyan yang diduga hasil curian. Namun, keluarga menyebut uang itu merupakan hasil kerja Iyan selama bertahun-tahun mengumpulkan dan menjual botol plastik dan kardus.

Kejadian itu membuat Iyan mengalami trauma. Keluarga Iyan telah melaporkan kejadian itu ke Polres Jakarta Pusat.

Kompas TV Setelah sempat buron selama beberapa hari seorang preman asal Subang Jawa Barat berhasil diamankan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sopir Diduga Mengantuk, Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ

Sopir Diduga Mengantuk, Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ

Megapolitan
Toko Pakaian di Pecenongan Terbakar, Pegawai Berhamburan ke Luar Gedung

Toko Pakaian di Pecenongan Terbakar, Pegawai Berhamburan ke Luar Gedung

Megapolitan
Warga yang Buang Sampah Sembarangan di Dekat Lokbin Pasar Minggu Bakal Didenda Rp 500.000

Warga yang Buang Sampah Sembarangan di Dekat Lokbin Pasar Minggu Bakal Didenda Rp 500.000

Megapolitan
Sopir di Tangerang Curi Uang Majikan Rp 150 Juta, Ajak Istri Saat Beraksi

Sopir di Tangerang Curi Uang Majikan Rp 150 Juta, Ajak Istri Saat Beraksi

Megapolitan
Polisi: Kami Butuh Partisipasi Warga untuk Atasi Tawuran

Polisi: Kami Butuh Partisipasi Warga untuk Atasi Tawuran

Megapolitan
Toko Pakaian di Pecenongan Terbakar, Kepulan Asap Putih Bikin Pemadam Kewalahan

Toko Pakaian di Pecenongan Terbakar, Kepulan Asap Putih Bikin Pemadam Kewalahan

Megapolitan
Harapan Masyarakat untuk RTH Tubagus Angke, Nyaman Tanpa Praktik Prostitusi...

Harapan Masyarakat untuk RTH Tubagus Angke, Nyaman Tanpa Praktik Prostitusi...

Megapolitan
Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Mei 2024

Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Mei 2024

Megapolitan
Nahas, Balita di Matraman Tewas Terperosok ke Selokan Saat Main Hujan-hujanan

Nahas, Balita di Matraman Tewas Terperosok ke Selokan Saat Main Hujan-hujanan

Megapolitan
Proyek Pengembangan Stasiun Tanah Abang Ditargetkan Rampung Akhir 2024

Proyek Pengembangan Stasiun Tanah Abang Ditargetkan Rampung Akhir 2024

Megapolitan
Polisi Bakal Pertemukan Perwakilan Warga Klender dan Cipinang Muara demi Atasi Tawuran di Pasar Deprok

Polisi Bakal Pertemukan Perwakilan Warga Klender dan Cipinang Muara demi Atasi Tawuran di Pasar Deprok

Megapolitan
Ketika Si Kribo Apes Usai 'Diviralkan' Pemilik Warteg karena Bayar Makan Sesukanya...

Ketika Si Kribo Apes Usai "Diviralkan" Pemilik Warteg karena Bayar Makan Sesukanya...

Megapolitan
3 Orang Tewas akibat Kebakaran Kapal di Muara Baru

3 Orang Tewas akibat Kebakaran Kapal di Muara Baru

Megapolitan
PPKUKM Akui Tumpukan Sampah 3 Ton Jadi Faktor Utama Sepinya Lokbin Pasar Minggu

PPKUKM Akui Tumpukan Sampah 3 Ton Jadi Faktor Utama Sepinya Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
3 Kapal Nelayan di Muara Baru Terbakar akibat Mesin Pendingin Ikan Meledak

3 Kapal Nelayan di Muara Baru Terbakar akibat Mesin Pendingin Ikan Meledak

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com