Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serunya Warga Jakarta Memancing di Kali Molenvliet yang Keruh

Kompas.com - 07/09/2018, 08:54 WIB
Sherly Puspita,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sembilan pria duduk di tepian Kali Molenvliet yang membentang di dekat Stasiun Juanda, Sawah Besar, Jakarta Pusat, Kamis (6/9/2018), sekitar pukul 19.00 WIB.

Mereka membawa alat pancing, ember, dan umpan berupa cacing merah yang masih dalam kondisi hidup.

Mereka mengarahkan alat pancing yang telah dipasang umpan ke aliran kali yang keruh.

Ade Rahmat, salah satu pemancing dari Kemayoran, Jakarta Pusat, mengaku sering memancing di lokasi itu.

Baca juga: Melihat Ikan-ikan Bermunculan di Permukaan Kali Keruh Dekat Halte Harmoni...

"Saya sering mancing di sini, di sini banyak ikannya. Sampai bawah Harmoni sana banyak. Ada mujaer, lele, ikan gabus, ada sapu-sapu, kadang ada ikan aligator juga," ujar Ade, ketika ditemui, Kamis.

Ade mengatakan, ia berkerja sebagai pekerja bangunan. Memancing adalah caranya untuk menghilangkan penat setelah lelah bekerja.

"Kan kalau mancing begini kumpul juga sama teman. Kalau malam minggu lebih ramai lagi, sampai di deket Istiqlal sana," ujar Ade.

Saat itu, Ade telah berhasil menangkap seekor ikan lele setelah sekitar setengah jam memancing.

Iwan, pemancing lain mengatakan, sekali memancing ia dapat membawa pulang 5 hingga 8 ekor ikan.

Baca juga: 3 Anak Hanyut di Kali Molenvliet, 2 Selamat, 1 Belum Ditemukan

"Kebanyakan lele sih dapatnya. Iseng saja sih mancing begini, tapi lumayan juga kalau dapat banyak buat dimasak," tutur dia.

Menurut Iwan, keruhnya air sungai justru membuat ikan-ikan jenis lele hingga mujaer lebih mudah berkembang biak.

Ia mengatakan, saat pengerukan sungai dilakukan, biasanya akan didapat ikan dengan jumlah lebih banyak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gaji Dipotong untuk Tapera, Pegawai Swasta: Curiga Uangnya Dipakai Lagi oleh Negara

Gaji Dipotong untuk Tapera, Pegawai Swasta: Curiga Uangnya Dipakai Lagi oleh Negara

Megapolitan
Fakta-fakta Penemuan Mayat Dalam Toren Air di Pondok Aren: Korban Sempat Pamit Beli Kopi dan Ponselnya Hilang

Fakta-fakta Penemuan Mayat Dalam Toren Air di Pondok Aren: Korban Sempat Pamit Beli Kopi dan Ponselnya Hilang

Megapolitan
Heru Budi Sebut Bakal Ada Seremonial Khusus Lepas Nama DKI Jadi DKJ

Heru Budi Sebut Bakal Ada Seremonial Khusus Lepas Nama DKI Jadi DKJ

Megapolitan
Keberatan soal Iuran Tapera, Karyawan Keluhkan Gaji Pas-pasan Dipotong Lagi

Keberatan soal Iuran Tapera, Karyawan Keluhkan Gaji Pas-pasan Dipotong Lagi

Megapolitan
Duka Darmiyati, Anak Pamit Beli Kopi lalu Ditemukan Tewas Dalam Toren Tetangga 2 Hari Setelahnya

Duka Darmiyati, Anak Pamit Beli Kopi lalu Ditemukan Tewas Dalam Toren Tetangga 2 Hari Setelahnya

Megapolitan
Pengedar Narkoba di Koja Pindah-pindah Kontrakan untuk Menghilangkan Jejak dari Polisi

Pengedar Narkoba di Koja Pindah-pindah Kontrakan untuk Menghilangkan Jejak dari Polisi

Megapolitan
DPC Gerindra Tunggu Instruksi DPD soal Calon Wali Kota Pilkada Bogor 2024

DPC Gerindra Tunggu Instruksi DPD soal Calon Wali Kota Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Perempuan Tewas Terlindas Truk Trailer di Clincing, Sopir Truk Kabur

Perempuan Tewas Terlindas Truk Trailer di Clincing, Sopir Truk Kabur

Megapolitan
Keluarga di Pondok Aren Gunakan Air buat Sikat Gigi dan Wudu dari Toren yang Berisi Mayat

Keluarga di Pondok Aren Gunakan Air buat Sikat Gigi dan Wudu dari Toren yang Berisi Mayat

Megapolitan
Heru Budi: Tinggal Menghitung Bulan, Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota Negara

Heru Budi: Tinggal Menghitung Bulan, Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota Negara

Megapolitan
Saat Bintang Empat Prabowo Pemberian Jokowi Digugat, Dinilai Langgar UU dan Sarat Konflik Kepentingan

Saat Bintang Empat Prabowo Pemberian Jokowi Digugat, Dinilai Langgar UU dan Sarat Konflik Kepentingan

Megapolitan
Tabrakan Beruntun di Jalan Yos Sudarso, Pengendara Mobil dan Motor Luka-luka

Tabrakan Beruntun di Jalan Yos Sudarso, Pengendara Mobil dan Motor Luka-luka

Megapolitan
Dalam 5 Bulan, 20 Warga Kota Bekasi Meninggal karena DBD

Dalam 5 Bulan, 20 Warga Kota Bekasi Meninggal karena DBD

Megapolitan
Petugas Tertibkan Stiker Kampanye Bakal Calon Wali Kota Bogor yang Tertempel di Angkot

Petugas Tertibkan Stiker Kampanye Bakal Calon Wali Kota Bogor yang Tertempel di Angkot

Megapolitan
APK Kandidat Cawalkot Bogor Dicopot karena Belum Masa Kampanye, Termasuk Milik Petahana

APK Kandidat Cawalkot Bogor Dicopot karena Belum Masa Kampanye, Termasuk Milik Petahana

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com