Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basarnas Minta Keluarga Penumpang Lion Air Tak Datangi Posko Evakuasi Tanjung Priok

Kompas.com - 31/10/2018, 23:40 WIB
Ardito Ramadhan,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Keluarga penumpang pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat, Senin (29/10/2018), diminta tidak mendatangi posko evakuasi di Dermaga JICT 2 Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Kepala Badan SAR Nasional Marsekal Madya M Syaugi menyatakan, pihak keluarga sebaiknya berada di RS Polri untuk menenangkan diri.  Dengan demikian pihak Basarnas bisa lebih fokus dalam melakukan pencarian korban dan bangkai pesawat.

"Saya pikir sebaiknya tidak dululah, lebih baik (keluarga korban) ditangani di Rumah Sakit Polri untuk menenangkan supaya kami bisa fokus dengan cepat untuk mengerjakan ini supaya tuntas," kata Syaugi di Dermaga JICT 2 Pelabuhan Tanjung Priok, Rabu.

Baca juga: Rabu Malam, Sudah 56 Kantong Jenazah Korban Lion Air Tiba di RS Polri

Rabu siang, sejumlah keluarga penumpang mendatangi Dermaga JICT 2 Pelabuhan Tanjung Priok untuk melihat-lihat barang milik penumpang yang telah ditemukan selama ini.

Namun, Syaugi menyatakan dia tidak mengizinkan keluarga korban melihat barang-barang itu di Tanjung Priok. Ia memastikan, barang-barang tersebut akan dikembalikan kepada para anggota keluarga korban.

"Iya nanti kan kami serahkan kepada Rumah Sakit Polri tadi kan. Semua barang-barang, contohnya kemarin, kami ada 52 identitas, dari kartu, KTP, BPJS dan segala macam kami sudah serahkan ke RS Polri, nanti mereka yang mengurusi," ujar Syaugi.

Ia menambahkan, tugas Basarnas adalah mengevakuasi korban dan barang-barang dari lokasi kecelakaan untuk diserahkan kepada pihak berwajib.

Pesawat Lion Air JT 610 rute Jakarta-Pangkalpinang jatuh di perairan Tanjung Karawang, Senin pagi lalu. Pesawat itu mengangkut 181 penumpang dan 8 awak.

Baca juga: Ratusan Pegawai Lion Air Doa Bersama untuk Kelancaran Evakuasi Penumpang JT 610

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fasilitas Publik di Jaktim Sudah Baik, tapi Masih Perlu Pembenahan

Fasilitas Publik di Jaktim Sudah Baik, tapi Masih Perlu Pembenahan

Megapolitan
MRT Jakarta Pastikan Tidak Ada Korban Insiden Jatuhnya Besi Crane ke Jalur Kereta

MRT Jakarta Pastikan Tidak Ada Korban Insiden Jatuhnya Besi Crane ke Jalur Kereta

Megapolitan
KPU Tidak Persoalkan Pemasangan Spanduk hingga Baliho Bacawalkot Bogor Sebelum Masuk Masa Kampanye

KPU Tidak Persoalkan Pemasangan Spanduk hingga Baliho Bacawalkot Bogor Sebelum Masuk Masa Kampanye

Megapolitan
Kaesang Digadang Jadi Cawagub Jakarta, Pengamat: Sekelas Ketua Umum dan Anak Presiden Minimal Cagub

Kaesang Digadang Jadi Cawagub Jakarta, Pengamat: Sekelas Ketua Umum dan Anak Presiden Minimal Cagub

Megapolitan
Penahanan Ditangguhkan, Eks Warga Kampung Bayam Kena Wajib Lapor

Penahanan Ditangguhkan, Eks Warga Kampung Bayam Kena Wajib Lapor

Megapolitan
Warga Dengar Suara Dentuman dan Percikan Api Saat Besi Crane Timpa Jalur MRT

Warga Dengar Suara Dentuman dan Percikan Api Saat Besi Crane Timpa Jalur MRT

Megapolitan
Pemprov DKI Bangun Saluran 'Jacking' untuk Atasi Genangan di Jalan Ciledug Raya

Pemprov DKI Bangun Saluran "Jacking" untuk Atasi Genangan di Jalan Ciledug Raya

Megapolitan
Pemprov DKI Akan Bangun Jalan Tembus Kelapa Gading Timur sampai Terminal Pulo Gadung

Pemprov DKI Akan Bangun Jalan Tembus Kelapa Gading Timur sampai Terminal Pulo Gadung

Megapolitan
Soal Tapera, Pekerja: Gaji Saya Rp 5 Juta, Kalau Dipotong 3 Persen Mau Beli Rumah di Mana?

Soal Tapera, Pekerja: Gaji Saya Rp 5 Juta, Kalau Dipotong 3 Persen Mau Beli Rumah di Mana?

Megapolitan
Polisi Cek TKP Jatuhnya Besi Crane di Jalur MRT Jakarta

Polisi Cek TKP Jatuhnya Besi Crane di Jalur MRT Jakarta

Megapolitan
Bukan Dibebaskan, Eks Warga Kampung Bayam Hanya Ditangguhkan Penahanannya

Bukan Dibebaskan, Eks Warga Kampung Bayam Hanya Ditangguhkan Penahanannya

Megapolitan
Pemkot Bogor Bakal Implementasikan Penggunaan Kendaraan Listrik untuk Seluruh Moda Transportasi

Pemkot Bogor Bakal Implementasikan Penggunaan Kendaraan Listrik untuk Seluruh Moda Transportasi

Megapolitan
KASN Sudah Panggil Supian Suri Berkait Dugaan Pelanggaran Netralitas ASN

KASN Sudah Panggil Supian Suri Berkait Dugaan Pelanggaran Netralitas ASN

Megapolitan
Eks Warga Kampung Bayam Ingin Hunian Layak dan Minta Cabut Laporan Polisi

Eks Warga Kampung Bayam Ingin Hunian Layak dan Minta Cabut Laporan Polisi

Megapolitan
Berantas Kemiskinan, Dinsos DKI Minta Pelaku Usaha Ikut Padmamitra Awards DKI Jakarta 2024

Berantas Kemiskinan, Dinsos DKI Minta Pelaku Usaha Ikut Padmamitra Awards DKI Jakarta 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com