Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BKD DKI Pastikan Tak Ada Perampingan Non-PNS

Kompas.com - 22/11/2018, 20:55 WIB
Nibras Nada Nailufar,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Plt Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) DKI Jakarta Budihastuti mengatakan, pihaknya tengah menghitung jumlah tenaga non-pegawai negeri sipil (PNS) di lingkungan Pemprov DKI Jakarta.

Namun, ia memastikan penghitungan itu bukan untuk perampingan tenaga non-PNS.

"Dua bulan terakhir ini BKD bersama Biro Biro Organisasi dan Reformasi Birokrasi (ORB) dan BPKD mendapat tugas dari Pak Gub untuk mendata dan mengidentifikasi non-PNS," kata Budihastuti dalam rapat pembahasan rancangan Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) 2019 di DPRD DKI Jakarta, Kamis (22/11/2018).

Baca juga: DPRD Minta Pemprov DKI Cari Solusi bagi 110.000 Pekerja Non-PNS

Pendataan ini dilakukan dengan menghitung jumlah tenaga non-PNS di seluruh satuan kerja. Kualifikasi mereka juga didata.

"Pak Gubernur bilang tidak ada rasionalisasi atau pengurangan, tetapi ada tindak lanjut seperti apa ke depannya," kata dia.

Budihastuti mencontohkan, tenaga honorer di kelurahan dicatat kemampuan dan pendidikannya.

Jika ada posisi yang lebih sesuai, mereka mungkin dirotasi. Namun, ia memastikan tidak ada pengurangan tenaga honorer.

Sebelumnya, Sekretaris Komisi A DPRD DKI Jakarta Syarif yang mengurusi bidang pemerintahan meminta klarifikasi dari BKD terkait para pegawai non-PNS yang resah akan isu perampingan.

"Bulan-bulan ini ada lembaga namanya Quantum sedang melakukan riset yang tujuannya rasionalisasi. Ada suara sumbang yang saya dengar, ada perampingan. Sedang riset katanya nanti ujungnya ada rasionalisasi," kata Syarif dalam kesempatan yang sama.

Baca juga: Dedi Mulyadi Tawarkan 2 Konsep Pembersihan PNS Anti-Pancasila di Lembaga Negara

Budihastuti membenarkan bahwa Quantum adalah lembaga independen yang ditunjuk Pemprov DKI untuk melakukan riset. Namun, ia menampik adanya rasionalisasi.

Menurut dia, ada 110.000 tenaga non-PNS di lingkungan Pemprov DKI.

Sebanyak 70.080 di antaranya terdaftar sebagai penyedia jasa lainnya perorangan (PJLP). Kemudian, 11.558 tercatat sebagai kontrak kerja individu (KKI) di Dinas Pendidikan.

Ada pula 638 tenaga kontrak yang digaji lewat dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).

Di Satpol PP DKI dan Dinas Perhubungan DKI, ada 1.812 pegawai tidak tetap (PTT). Kemudian, ada 18.784 tenaga kontrak di Badan Layanan Usaha Daerah (BLUD) di bawah Dinas Kesehatan DKI.

Anggota dewan meminta agar BKD mencarikan solusi terkait isu kesejahteraan dan kepastian status kerja mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Viral Tukang Ayam Goreng di Jakbar Diperas dengan Modus Tukar Uang Receh, Polisi Cek TKP

Viral Tukang Ayam Goreng di Jakbar Diperas dengan Modus Tukar Uang Receh, Polisi Cek TKP

Megapolitan
Peremajaan IPA Buaran Berlangsung, Pelanggan Diimbau Tampung Air untuk Antisipasi

Peremajaan IPA Buaran Berlangsung, Pelanggan Diimbau Tampung Air untuk Antisipasi

Megapolitan
Jaksel Peringkat Ke-2 Kota dengan SDM Paling Maju, Wali Kota: Ini Keberhasilan Warga

Jaksel Peringkat Ke-2 Kota dengan SDM Paling Maju, Wali Kota: Ini Keberhasilan Warga

Megapolitan
Gara-gara Mayat Dalam Toren, Sutrisno Tak Bisa Tidur 2 Hari dan Kini Mengungsi di Rumah Mertua

Gara-gara Mayat Dalam Toren, Sutrisno Tak Bisa Tidur 2 Hari dan Kini Mengungsi di Rumah Mertua

Megapolitan
Imbas Penemuan Mayat Dalam Toren, Keluarga Sutrisno Langsung Ganti Pipa dan Bak Mandi

Imbas Penemuan Mayat Dalam Toren, Keluarga Sutrisno Langsung Ganti Pipa dan Bak Mandi

Megapolitan
3 Pemuda di Jakut Curi Spion Mobil Fortuner dan Land Cruiser, Nekat Masuk Halaman Rumah Warga

3 Pemuda di Jakut Curi Spion Mobil Fortuner dan Land Cruiser, Nekat Masuk Halaman Rumah Warga

Megapolitan
Seorang Wanita Kecopetan di Bus Transjakarta Arah Palmerah, Ponsel Senilai Rp 19 Juta Raib

Seorang Wanita Kecopetan di Bus Transjakarta Arah Palmerah, Ponsel Senilai Rp 19 Juta Raib

Megapolitan
3 Pemuda Maling Spion Mobil di 9 Titik Jakut, Hasilnya untuk Kebutuhan Harian dan Narkoba

3 Pemuda Maling Spion Mobil di 9 Titik Jakut, Hasilnya untuk Kebutuhan Harian dan Narkoba

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Tiga Pencuri Spion Mobil di Jakarta Utara Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Tiga Pencuri Spion Mobil di Jakarta Utara Ditembak Polisi

Megapolitan
Terungkapnya Bisnis Video Porno Anak di Telegram: Pelaku Jual Ribuan Konten dan Untung Ratusan Juta Rupiah

Terungkapnya Bisnis Video Porno Anak di Telegram: Pelaku Jual Ribuan Konten dan Untung Ratusan Juta Rupiah

Megapolitan
Rugi Hampir Rp 3 Miliar karena Dugaan Penipuan, Pria di Jaktim Kehilangan Rumah dan Kendaraan

Rugi Hampir Rp 3 Miliar karena Dugaan Penipuan, Pria di Jaktim Kehilangan Rumah dan Kendaraan

Megapolitan
Geramnya Ketua RW di Cilincing, Usir Paksa 'Debt Collector' yang Berkali-kali 'Mangkal' di Wilayahnya

Geramnya Ketua RW di Cilincing, Usir Paksa "Debt Collector" yang Berkali-kali "Mangkal" di Wilayahnya

Megapolitan
Mulai 1 Juni 2024, Ada Ketentuan Baru Pembatalan Tiket Kereta Api

Mulai 1 Juni 2024, Ada Ketentuan Baru Pembatalan Tiket Kereta Api

Megapolitan
Pilkada Jakarta 2024: Menguji Eksistensi Masyarakat Jaringan

Pilkada Jakarta 2024: Menguji Eksistensi Masyarakat Jaringan

Megapolitan
Jalur, Kuota, dan Syarat PPDB SMA, SMK, dan SLB Kota Bogor 2024

Jalur, Kuota, dan Syarat PPDB SMA, SMK, dan SLB Kota Bogor 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com