Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPRD Minta Pemprov DKI Cari Solusi bagi 110.000 Pekerja Non-PNS

Kompas.com - 22/11/2018, 16:09 WIB
Nibras Nada Nailufar,
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta meminta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mencarikan solusi bagi 110.000 tenaga non-pegawai negeri sipil (PNS) di lingkungan Pemprov.

Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi mengatakan, para non-PNS ini menanti nasib yang lebih baik.

Baca juga: Dedi Mulyadi Tawarkan 2 Konsep Pembersihan PNS Anti-Pancasila di Lembaga Negara

"Tolong dicarikan solusinya karena kami kebagian unjuk rasanya terus. Kasihan kerjanya sudah puluhan tahun," kata Prasetio dalam rapat pembahasan rancangan Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) 2019 di DPRD DKI Jakarta, Kamis (22/11/2018).

Prasetio menyebut status kepegawaian ini disoalkan di berbagai satuan kerja perangkat daerah (SKPD), mulai dari Satpol PP hingga guru di Dinas Pendidikan. Ia meminta agar ada terobosan aturan.

"Siapapun yang jadi dewan, ini akan tetap jadi masalah. Tolong ini jadi prioritas di Badan Kepegawaian Daerah. Buat terobosan, karena aturan yang buat manusia juga," kata Prasetio.

Baca juga: Bupati Morotai: PNS yang Demo Adalah Pegawai Nonjob karena Malas

Sekretaris Komisi A DPRD DKI Jakarta Syarif mengungkapkan isu ini terus muncul di Komisi A. Pihaknya sudah merekomendasikan BKD untuk membuat unit khusus untuk menangani ini.

"Kami menyarankan ke Pemprov membuat badan tersendiri sejenis UPT atau apa... Karena masing-masing SKPD punya aturan sendiri," ujar Syarif.

Selain itu, Syarif dan anggota Bapemperda lainnya juga meminta agar Pemprov DKI menanggung jaminan ketenagakerjaan dan kesehatan para tenaga non-PNS.

Baca juga: Ratusan PNS Unjuk Rasa Desak Bupati Morotai Mundur dari Jabatan

Mendengar hal ini, Plt Kepala BKD Budihastuti berjanji akan mencarikan solusi. Ia menerangkan, 110.000 tenaga non-PNS ini terbagi menjadi beberapa golongan.

Sebanyak 70.080 orang terdaftar sebagai penyedia jasa lainnya perorangan (PJLP). Kemudian 11.558 tercatat sebagai kontrak kerja individu (KKI) di Dinas Pendidikan.

Ada pula 638 tenaga kontrak yang digaji lewat dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Di Satpol PP dan Dinas Perhubungan, ada 1.812 pegawai tidak tetap (PTT).

Kemudian, ada 18.784 tenaga kontrak di Badan Layanan Usaha Daerah (BLUD) di bawah Dinas Kesehatan.

"PJLP dan KKI itu mendapat fasilitas BPJS. PTT dan BLUD juga. Yang 638 dengan dana BOS itu tidak terpantau oleh kami," kata Budihastuti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Seorang Wanita Disekap Dua Pria di Apartemen Kemayoran

Seorang Wanita Disekap Dua Pria di Apartemen Kemayoran

Megapolitan
Sempat Ditutup Pengelola Mal, Jalan Tembus Menuju Pasar Jambu Dua Dibuka Pemkot Bogor

Sempat Ditutup Pengelola Mal, Jalan Tembus Menuju Pasar Jambu Dua Dibuka Pemkot Bogor

Megapolitan
Muncul Lagi Usai Ditertibkan, Jukir Liar Minimarket: RW yang 'Nanggung'

Muncul Lagi Usai Ditertibkan, Jukir Liar Minimarket: RW yang "Nanggung"

Megapolitan
Dianggap Mengganggu Warga, Restoran di Kebon Jeruk Ditutup Paksa Pemilik Lahan

Dianggap Mengganggu Warga, Restoran di Kebon Jeruk Ditutup Paksa Pemilik Lahan

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Jemaah Haji Asal Bogor Diimbau Waspada dan Jaga Kesehatan

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Jemaah Haji Asal Bogor Diimbau Waspada dan Jaga Kesehatan

Megapolitan
Tiap Hari, Jukir Liar Minimarket di Koja Mengaku Harus Setor ke RW

Tiap Hari, Jukir Liar Minimarket di Koja Mengaku Harus Setor ke RW

Megapolitan
Aturan Walkot Depok, Dishub Wajib Rilis Surat Kelayakan Kendaraan 'Study Tour'

Aturan Walkot Depok, Dishub Wajib Rilis Surat Kelayakan Kendaraan "Study Tour"

Megapolitan
Penyelenggara 'Study Tour' di Depok Diimbau Ajukan Permohonan 'Ramp Check' Kendaraan ke Dishub

Penyelenggara "Study Tour" di Depok Diimbau Ajukan Permohonan "Ramp Check" Kendaraan ke Dishub

Megapolitan
KNKT Telusuri Lisensi Pilot Pesawat Tecnam P2006T yang Jatuh di Tangsel

KNKT Telusuri Lisensi Pilot Pesawat Tecnam P2006T yang Jatuh di Tangsel

Megapolitan
KNKT Sebut Pesawat Jatuh di Tangsel Statusnya Bukan Pesawat Latih, tapi Milik Perseorangan

KNKT Sebut Pesawat Jatuh di Tangsel Statusnya Bukan Pesawat Latih, tapi Milik Perseorangan

Megapolitan
Jenazah Korban Pesawat Jatuh Telah Diambil dari RS Polri, Kini Dibawa Keluarga Menuju Rumah Duka

Jenazah Korban Pesawat Jatuh Telah Diambil dari RS Polri, Kini Dibawa Keluarga Menuju Rumah Duka

Megapolitan
948 Calon Jemaah Haji Asal Kota Bogor Diberangkatkan pada Musim Haji 2024

948 Calon Jemaah Haji Asal Kota Bogor Diberangkatkan pada Musim Haji 2024

Megapolitan
Casis Bintara yang Dibegal di Kebon Jeruk Dapat Hadiah Motor Baru

Casis Bintara yang Dibegal di Kebon Jeruk Dapat Hadiah Motor Baru

Megapolitan
Jenazah Korban Pesawat Jatuh di Tangsel Utuh, RS Polri: Kematian Disebabkan Benturan

Jenazah Korban Pesawat Jatuh di Tangsel Utuh, RS Polri: Kematian Disebabkan Benturan

Megapolitan
Jasad Wanita di Selokan Bekasi, Polisi Masih Dalami Dugaan Korban Hamil

Jasad Wanita di Selokan Bekasi, Polisi Masih Dalami Dugaan Korban Hamil

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com