Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Pemkot Jakarta Timur Kewalahan Benahi Drainase

Kompas.com - 05/12/2018, 07:42 WIB
Nursita Sari,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Jakarta Timur (Jaktim) memiliki saluran drainase sepanjang 893.000 meter. Seluruh saluran itu harus direvitalisasi demi mencegah banjir.

"Infrastruktur sepanjang 893.000 meter ini harus dilakukan revitalisasi total," kata Kepala Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Timur, Mustajab, Selasa (4/12/2018).

Mustajab mengaku kewalahan merevitalisasi saluran drainase sepanjang itu. Salah satu alasannya karena jumlah sumber daya manusia (SDM) yang minim. Anggaran untuk melakukan revitalisasi juga tidak cukup. Namun, Mustajab tidak merinci berapa besar anggaran untuk revitalisasi itu.

Baca juga: Ada 893.000 Meter Saluran Drainase di Jaktim, Baru 30 Persen yang Direvitalisasi

"Cukup banyak (saluran drainase) sebenarnya di Timur, kami kewalahan juga," kata dia.

Mustajab mengatakan, baru 30 persen dari total 893.000 meter saluran drainase yang sudah direvitalisasi. Sementara saluran yang dibersihkan sudah mencapai 60 persen.

"Revitalisasi itu sekitar 20-30 persen dari total 893.000 meter, kalau pembersihan itu 60 persen lebih," ucap Mustajab.

Banjir lama surut

Revitalisasi infrastruktur yang belum maksimal berimbas pada lamanya waktu yang dibutuhkan untuk menyurutkan genangan atau banjir pada musim hujan. Kondisi itulah yang terjadi di RT 010 RW 005 Jalan Krama Yuda, Rawa Terate, Cakung, Senin lalu. Banjir setinggi 80 sentimeter merendam 183 rumah dan banjir lama surutnya.

Banjir disebabkan tingginya curah hujan dan posisi Kali Cakung Drain yang lebih tinggi dari permukiman warga.

Mustajab mengakui penanganan banjir di sana membutuhkan waktu lebih lama dari yang ditargetkan.

"(Banjir) Rawa Terate itu 4-5 jam baru surut. Terlalu lama. Kalau Pak Kadis mintanya ke kita maksimal 3 jam," ujar dia.

Baca juga: Kasudin SDA Jaktim Mengaku Kewalahan Revitalisasi Saluran Drainase

Untuk mengantisipasi dan menanggulangi terjadinya banjir dan genangan, Sudin SDA Jakarta Timur menyiagakan karung pasir dan pompa mobile.

Di Kali Cakung Drain, Sudin SDA memasang dua pompa air mobile yang difungsikan tidak hanya saat banjir. Pompa air itu mulai dioperasikan ketika volume air di Cakung Drain bertambah.

"Bukan hanya hujan lebat, selama antara Rawa Terate dan Cakung Drain tingginya sama sehingga pintu air kami tutup kami lakukan pemompaan, tetapi kalau misal kering karena gravitasi, kami buka lagi," ujar Mustajab.

Selain pompa air, Sudin SDA Jakarta Timur juga memasang bronjong di pinggir kali di beberapa wilayah, seperti Cipinang Melayu dan Cipinang Jagal, Pulogadung.

"Setidaknya banjir itu tidak langsung menghantam ke rumah masyarakat, kami redam dulu menggunakan batu bronjong," kata Mustajab.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com