Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

RS Polri Terima 4 Kantong Jenazah Berisi Tulang Diduga Korban Lion Air JT 610

Kompas.com - 15/01/2019, 11:28 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pihak Rumah Sakit Polri Kramatjati menerima empat kantong jenazah berisi tulang belulang yang diduga merupakan korban Lion Air JT 610 registrasi PK LQP.

Kepala Instalasi Kedokteran Forensik RS Polri Kombes Edy Purnomo mengatakan, empat kantong tersebut diserahkan oleh pihak Liom Air.

"Kami informasikan memang benar tadi malam sekitar jam 21.17 WIB RS Polri telah menerima 4 kantong yang berisi tulang belulang dari pihak Lion Air yang bersamaan dengan penemuan CVR (Cockpit Voice Recorder) di KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi)," ujar Edy kepada wartawan RS Polri, Kramatjati, Jakarta Timur, Selasa (15/1/2019).

Baca juga: Selain Black Box Lion Air, 7 Kg Bagian Tubuh Juga Diangkut dari Perairan Karawang

Edy menuturkan, hari ini pihaknya akan langsung melakukan pemeriksaan secara forensik untuk mengetahui apakah tulang belulang tersebut merupakan korban Lion Air JT 610 registrasi PK LQP atau bukan.

"Karena tulang belulang akan dilakukan secara forensik yang selanjutnya akan kita pilah pilih, pengambilan sampel DNA untuk mencocokkan apakah ini merupakan tulang belulang penumpang Lion Air yamg belum ditemukan, yang sudah ditemukan atau bukan," tuturnya.

Proses pemeriksaan ini, kata dia, akan memakan waktu kurang lebih tiga minggu.

"Kemungkinannya masih banyak yang akan kita lakukan pemeriksaan. Paling cepat 3 minggu prosesnya, semoga bisa keluar hasilnya karena memang di dalam pemeriksaan DNA pada kasus tulang belulang ini agak lebih lama," kata dia.

Baca juga: RS Polri Tetap Terima Bagian Tubuh Korban Lion Air untuk Diperiksa

Sebelumnya, Pesawat Lion Air dengan nomor registrasi JT 610 terjatuh di perairan Karawang, Jawa Barat pada Senin (29/10/2018) pagi.

Pesawat dengan rute Jakarta-Pangkal Pinang itu mengangkut 189 orang. Yakni 181 merupakan penumpang yang terdiri atas 124 laki-laki, 54 perempuan, satu anak-anak, dan dua bayi. Sementara itu, tujuh orang sisanya merupakan pilot, kopilot, dan lima awak kabin.

Selama 24 hari masa pencarian, hanya 125 jasad korban yang berhasil diidentifikasi. Sedangkan 64 korban tak teridentifikasi lantaran tidak ditemukan jasadnya atau bagian tubuh saat proses pencarian dan evakuasi berlangsung.

Pada peristiwa kecelakaan ini, KNKT baru menemukan FDR pada Kamis (1/11/2018) lalu. Sedangkan, CVR-nya baru ditemukan pada Senin (14/1/2019).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com