Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hobi Unik Ade, Pelihara Lima Ekor Ular Sanca di Permukiman Padat

Kompas.com - 14/02/2019, 19:49 WIB
Ardito Ramadhan,
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Hidup di tengah permukiman padat penduduk kawasan Pademangan, Jakarta Utara tak menyurutkan hobi Ade Setiawan (46) memelihara hewan-hewan reptil.

Meski hidup berimpitan dengan para tetangga, Ade menyisakan area seluas 0,72 meter persegi di depan rumahnya untuk mengandangkan lima ekor ular sanca miliknya.

Ade menyebut, dirinya memang sudah suka dengan hewan-hewan reptil sedari kecil. Setelah dewasa, ia pun mulai memelihara ular usai ditawari oleh seorang tetangganya.

Baca juga: 5 Fakta Polisi Lilitkan Ular Saat Interogasi Tersangka, Polda Papua Minta Maaf hingga Ular Sudah Jinak

"Waktu itu tetangga kedatangan ular, saya ditawari mau enggak tuh. Saya ambil saja karena dasarnya senang, saya ambil, saya rawat nih pertama," kata Ade saat ditemui pada Kamis (14/2/2019).

Ular pertamanya yang didapat dari tetangga itu dinamai Kliwon. Kliwon mulai dipelihara Ade pada 2016.

Saat itu, ukuran Kliwon hanya sepanjang 80 sentimeter dan kini panjangnya telah mencapai 4 meter.

Selain Kliwon, Ade juga mempunyai empat ekor ular lain yang panjangnya telah mencapai tiga meter.

Menurut Ade, memelihara ular tidak serumit yang ada di bayangan masyarakat umum.

"Kami banyak-banyak baca saja. Makanya kalau mau pelihara apa-apa, bagusnya baca-baca dulu ya cara rawatnya, kasih makannya, karena ini kan makhluk hidup juga," kata Ade.

Baca juga: Polda Papua Beri Sanksi Oknum Polisi yang Interogasi Maling Menggunakan Ular

Pemeliharaan ular juga terbilang sederhana. Kata Ade, ular hanya mesti rajin dimandikan, sedangkan makanannya cukup diberikan seminggu sekali karena proses pencernaan ular yang lambat.

Respons tetangga

Hobi Ade memelihara lima ular sekaligus rupanya mengundang perhatian para tetangga.

Ogeng, tetangga Ade menyebut, banyak anak-anak kecil yang penasaran dengan ular koleksi Ade.

"Enggak ada yang takut, kadang-kadang malah megang. Anak saya baru enam tahun juga sudah minta foto. Ya jadi hiburan juga buat warga. Kalau dilepas langsung pada berebut pengin lihat," kata Ogeng.

Ade Setiawan, warga Pademangan penghobi ular yang mengoleksi lima ekor ular sanca, memasukkan salah satu ular sancanya ke dalam kandang, Kamis (14/2/2019).KOMPAS.com/Ardito Ramadhan D Ade Setiawan, warga Pademangan penghobi ular yang mengoleksi lima ekor ular sanca, memasukkan salah satu ular sancanya ke dalam kandang, Kamis (14/2/2019).

Ogeng mengatakan, warga di sekitar rumah Ade jadi tidak merasa takut lagi dengan keberadaan ular. Warga pun tidak ada yang memprotes hobi unik Ade.

Popon, warga yang tinggal di sebelah rumah Ade mengamini pernyataan Ogeng. Ia mengaku tak masalah meski Ade sering melepas ular di depan rumahnya.

"Saya sudah di sini sejak ularnya dia masih kecil, jadi sudah biasa. Enggak ada rasa takut sih karena kandangnya juga dikunci kan, mungkin kalau enggak ditutup baru takut, tapi aman lah," ujar dia.

Baca juga: Soal Video Ular di Parkiran Bandara Kualanamu, Ini Penjelasannya

Ade mengatakan, lima ekor ular yang dipeliharanya itu terbilang jinak. Sebab, ular-ular itu biasa hidup bersama manusia sejak mereka kecil.

Ade melanjutkan, ular pertamanya yang bernama Kliwon dulu pernah sengaja dilepas dalam rumahnya dan terbukti tak pernah menyerang penghuni rumah tersebut.

"Enggak masalah sih, kan kami awasi. Kadang yang takut ular jadi berani, dari belakang pegang-pegang gitu. Enggak sengaja dibuat jinak, karena pelihara dari kecil karakternya jadi begini (jinak)," ucap Ade.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com