JAKARTA, KOMPAS.com - Pesantian atau nyanyian rohani yang dilantunkan mulai terdengar saat memasuki Pura Aditya Jaya di Rawamangun, Jakarta Timur, Selasa (5/3/2019).
Bau khas bunga Cempaka dan Melati seketika langsung tercium.
Di lahan seluas 1.100 meter tersebut, berdiri sebuah pura tertua di DKI Jakarta. Pura ini diketahui mulai dibangun pada awal 1960-an dan diresmikan pada 1979.
Menuju Hari Raya Nyepi bagi pemeluk Agama Hindu, pura ini nampak ramai dengan berbagai persiapan.
Sejumlah pria terlihat sedang lesehan dan mempersiapkan sesajen berbentuk sate dari daging hewan yang mereka sebut sebagai ulam caru dan gayah.
Baca juga: Apa Itu Nyepi dan 7 Fakta Menarik Lainnya...
Tak jauh dari tempat pembuatan sate, sekumpulan wanita membuat sesajen dari kue yang disebut pulo gembal.
Disiapkan pula tenda besar berwarna putih untuk menyambut tamu dan para pemeluk agama yang akan beribadah.
Di depan tenda besar ini dibuat panggung yang ditempati oleh para penyanyi pesantian beserta alat-alat musik penggiring.
Koordinator Humas Panitia Nyepi DKI Jakarta Agung Putra mengatakan, rangkaian persiapan ini dilakukan sehari sebelum Tawur Agung Kesanga atau Pencauran pada Rabu (6/3/2019) esok.
Tawur Agung Kesanga digelar satu hari sebelum Hari Raya Nyepi. Tawur sendiri berarti membayar atau mengembalikan.
"Hari ini persiapan terakhir, banyak persiapan seperti membuat sarana untuk Tawur Agung, sudah dilaksanakan sejak beberapa hari sebelumnya. Kurang lebih intinya Tawur itu kurban suci kepada buta kala untuk menetralisir yang tidak baik jadi baik agar umat Hindu saat perayaan Nyepi nanti bisa nyaman dan tidak diganggu dengan yang tak kasat mata," ujar Agung saat ditemui di Pura Aditya Jaya.
Baca juga: Menikmati Keheningan Nyepi di Radha Phala Ubud
Saat perayaan Tawur Agung nanti, diperkirakan akan ada 5.000 jemaat yang akan hadir di pura ini.
"Kalau saya perkiraan asal jangan hujan ya, bisa lima ribuan. Biasanya meluber. Sekarang yang menjadi kendala tempat parkir kemudian Jalan Ahmad Yani ini ada peraturan baru tidak boleh sembarang parkir, ganjil-genap dan sebagainya," ucapnya.
"Tapi pada saat kami rapat dengan Wali Kota, Dishub, Satpol PP, Polres, kami memohon besok ini mohon diberikan dispensasi umat kami yang akan beribadah melanggar aturan untuk bisa melalui Jalan Ahmad Yani," tutur Agung.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.