Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[KLARIFIKASI] Beredar Pesan Zat Kimia "Dry Cleaning" Sebabkan Kanker Darah

Kompas.com - 18/03/2019, 19:23 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

klarifikasi

klarifikasi!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, ada yang perlu diluruskan terkait informasi ini.

KOMPAS.com - Sebuah pesan yang beredar di aplikasi pesan WhatsApp menyebutkan bahwa terdapat zat kimia berbahaya yang terkandung dalam proses dry cleaning. 

Adapun zat kimia ini bisa menyebabkan kanker darah bila pakaian tersebut langsung dipakai.

Informasi ini beredar luas pada Senin (18/3/2019). Menilik ramainya isu tersebut, pihak Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) memberikan penjelasan.

Narasi yang beredar:

Berdasarkan penelusuran Kompas.com, pesan ini beredar di WhatsApp pada Senin (18/3/2019).

Tak hanya itu, pesan tersebut juga meminta pembaca, terutama orang yang menggunakan dry cleaning untuk membuka kantong plastik dan cucian terlebih dahulu setelah selesai proses dry cleaning.

Apabila cucian tersebut merupakan bed cover, menurut pesan itu, maka harus dilebarkan di atas kursi semalaman atau diberi angin-angin. Ini dilakukan agar sisa-sisa dari zat kimia ketika proses dry cleaning menguap.

Dalam pesan itu juga dinarasikan bahwa zat kimia yang ada dalam proses dry cleaning diduga bisa mengakibatkan kanker darah.

Berikut isi pesan tersebut:

PERLU DI KETAHUI OLEH SELURUH ANGGOTA __--KELUARGA :
---------------------
Semua cucian DRY CLEAN dari Laundry yg di ambil BAJU, CELANA, JACKET, PAKAIAN DINGIN, BED COVER, SPREI, SARUNG BANTAL, setelah diambil dari LAUNDRY dibawa pulang ke rumah, sewaktu mau di pakai harus di buka dulu kantong balutan plastik nya yang dari Laundry, bed cover nya di buka dulu, di lebar kan di atas kursi 1 malam biar sisa2 dari zat kimia yang dari DRY CLEAN MENGUAP, atau pakai kipas angin di hembus dulu, kemudian baru di pakai.. INGAT JANGANLAH LANGSUNG BUKA PLASTIK NYA DAN LANGSUNG DI PAKAI, KARENA BAHAN CAIRAN KIMIA YANG DI PAKAI UTK DRY CLEANING MENGANDUNG BAHAN KIMIA YANG KERAS/ TOXIC...
Kanker Darah yang di ngidap oleh ibu Ani istri nya SBY sudah di curigai berasal dari pakaian DRY CLEANING..

Penelusuran Kompas.com:

Kompas.com mencoba menghubungi pihak LIPI atas beredarnya pesan ini. Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Teknik LIPI, Agus Haryono mengungkapkan bahwa bahan kimia yang digunakan sebagai pelarut dalam sistem dry cleaning memang tergolong senyawa yang diperkirakan bisa menyebabkan kanker.

"Bahan kimia yang sering digunakan sebagai pelarut dalam sistem dry cleaning adalah tetrakloroetilen. Senyawa ini sudah dikategorikan sebagai senyawa Klas 2A dalam klasifikasi IARC (International Agency for Research on Cancer)," ujar Agus saat dihubungi Kompas.com pada Senin (18/3/2019).

Menurut Agus, senyawa ini terbukti berdampak menyebabkan kanker pada hewan, namun belum banyak bukti secara langsung yang mengacu pada manusia.

"Di beberapa penelitian di USA (Amerika Serikat), sudah terbukti bahwa para pekerja di usaha dry cleaning banyak tercatat menderita kanker. Karena para pekerja ini lebih banyak terpapar senyawa kimia ini," ujar Agus.

"Paparan ini bisa dikarenakan menghirup udara yang mengandung senyawa tetrakloroetilen. Atau jika pekerja makan dan minum di dalam ruangan kerja yang terkontaminasi senyawa itu," kata dia.

Ia juga mengungkapkan bahwa senyawa tetrakloroetilen tidak hanya menyebakan kanker darah, melainkan juga kanker serviks, kanker ginjal, liver, pankreas, dan lainnya.

HOAKS ATAU FAKTA?

Jika Anda mengetahui ada berita viral yang hoaks atau fakta, silakan klik tombol laporkan hoaks di bawah ini

closeLaporkan Hoaks checkCek Fakta Lain
Berkat konsistensinya, Kompas.com menjadi salah satu dari 49 Lembaga di seluruh dunia yang mendapatkan sertifikasi dari jaringan internasional penguji fakta (IFCN - International Fact-Checking Network). Jika pembaca menemukan Kompas.com melanggar Kode Prinsip IFCN, pembaca dapat menginformasikannya kepada IFCN melalui tombol di bawah ini.
Laporkan
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com